Senin, 16 Maret 2009

Proposal KP Yayasan Pendidikan Cendana

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

ANALISA SISTEM INFORMASI AKADEMIK DAN KESISWAAN (SIAK) SMU CENDANA PEKANBARU RIAU

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana

Oleh :

RIDWAN HAINIM
10553001564

JURUSAN SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2008


A. LATAR BELAKANG
Dalam menyelesaikan studi strata-1 (S-1), mahasiswa Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA RIAU harus memenuhi berbagai persyaratan dan salah satu diantaranya adalah melaksanakan Kerja Praktek (KP). Kerja Praktek merupakan bagian dari kurikulum yang berupa studi langsung mahasiswa ke lapangan.
Dalam kerja praktek ini, saya mengambil judul Analisa Sistem Informasi Akademik dan Kesiswaan pada SMU Cendana Pekanbaru. Saya memilih sekolah ini karena SMU Cendana Pekanbaru merupakan salah satu sekolah yang terfavorit berskala nasional di Provinsi Riau. Sekolah ini berada dibawah pengawasan PT. Chevron Pacific Indonesia (PT.CPI) melalui suatu yayasan yang bernama Yayasan Pendidikan Cendana (YPC) yang tersebar di beberapa tempat seperti di Rumbai, Minas, Duri, dan Dumai. Judul ini diambil karena mengingat SMU Cendana Pekanbaru telah memiliki suatu sistem akademik dan kesiswaan yang mendukung dalam kegiatan proses belajar mengajar di sekolah.
Sistem Informasi Akademik dan Kesiswaan adalah suatu sistem yang memungkinkan para orang tua dan siswa untuk melihat perkembangan akademik siswa selama disekolah. Dan sistem ini juga sangat membantu para guru dalam hal pengolahan nilai. Sistem ini telah menjadi media antara orang tua siswa dengan pihak sekolah.
Dengan penjelasan diataslah maka kami memilih SMU Cendana Pekanbaru sebagai tempat kerja praktek dan melaksanakannya sesuai dengan disiplin ilmu yang telah dipelajari di bangku perkuliahan.

B. TUJUAN
Dalam kerja praktek ini terdapat dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
• TUJUAN UMUM
1. Memenuhi persyaratan kurikulum Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains & Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan terhadap masalah yang ada di lapangan.
• TUJUAN KHUSUS
1. Mempelajari dan menganalisa Sistem Informasi Akademis dan Kesiswaan yang diterapkan di SMU Cendana Pekanbaru.
2. Mengetahui dampak dari Sistem Informasi Akademis dan Kesiswaan.
3. Mengusulkan perbaikan dan pengembangan jika terdapat berbagai kekurangan didalam sistem tersebut.
4. Sebagai acuan untuk pengembangan sistem yang lebih baik di masa mendatang.


C. RUMUSAN MASALAH
Setelah melakukan studi literatur, maka kemudian diputuskan apa yang menjadi ide untuk diteliti lebih lanjut dalam kerja praktek ini. Permasalahan yang diangkat adalah bagaimana menganalisa sistem informasi akademik dan kesiswaan di SMU Cendana Pekanbaru.

D. RUANG LINGKUP
Pelaksanaan kerja praktek ini ruang lingkup prakteknya di titikberatkan pada analisa cara kerja Sistem informasi yang digunakan untuk melakukan segala kegiatan yang berkaitan dengan akademis siswa yang diterapkan oleh SMU Cendana Pekanbaru.
SIAK ini menyediakan informasi tentang data – data siswa yang meliputi nilai, absensi, prilaku, dll.
Dalam menganalisis cara kerja Sistem Informasi Akademis dan Kesiswaan tersebut akan diperhatikan troubleshooting yang mungkin terjadi dalam penerapannya serta pemecahan masalah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis adalah dari berbagai aspek :
1. Data siswa
2. Data nilai siswa
3. Data Guru
4. Data Absensi Siswa

E. METODOLOGI PENELITIAN
Data yang diperlukan dalam penulisan kerja Praktek ini diperoleh dengan cara sebagai berikut :
1. Studi Pustaka
Menggunakan pustaka-pustaka yang telah ada untuk digunakan sebagai referensi atau bahkan digunakan sebagai bahan pembanding.
2. Pengamatan/Observasi
Mengadakan pengamatan langsung ke obyek penelitian.
3. Wawancara.
Peneliti bertatap muka langsung dengan sumber informasi untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung.
4. Analisa Sistem
Membahas data-data yang diperoleh dari hasil pengolahan data sehingga lebih memperjelas pengolahan data.
5. Pembuatan Dokumentasi / Laporan
Melakukan proses dokumentasi untuk lebih memperjelas hasil dari analisa.

F. MATAKULIAH PENUNJANG KERJA PRAKTEK
Adapun matakuliah yang menunjang kerja praktek ini adalah
1. Basis Data
2. Rekayasa Perangkat Lunak
3. Analisa & Perancangan Sistem Informasi I & II

G. TEMPAT DAN JADWAL PELAKSANAAN
Tempat yang akan dijadikan kerja praktek adalah SMU Cendana Pekanbaru. Dan kami bermaksud akan melaksanakan kerja praktek pada tanggal 01 – 30 November 2008 dengan perincian kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
No. Kegiatan Minggu ke-
NOVEMBER DESEMBER
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Orientasi Lapangan
2 Pengamatan Lapangan
3 Penyesuaian Metode
4 Pengumpulan Data Lapangan
5 Analisa Sistem
6 Penyusunan Laporan
7 Presentasi Laporan

H. RENCANA KERANGKA LAPORAN
Untuk memudahkan dalam memahami laporan penulisan kerja praktek maka dikemukakan sistematika penulisan agar menjadi satu kesatuan yang utuh.
a. BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
b. BAB II. PROFIL INSTANSI
Menjelaskan sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.
c. BAB III. LANDASAN TEORI
Menjelaskan secara teoritis tentang hal-hal spesifik dan teori-teori serta metode analisis yang mendukung dalam menganalisa Sistem Informasi yang akan ditemui selama kerja praktek.
d. BAB IV. ANALISIS SISTEM INFORMASI
Menjelaskan hasil analisis Sistem Informasi Akademik dan Kesiswaan dengan metode analisis dalam mendukung setiap kegiatan pengajaran di SMU Cendana Pekanbaru.
e. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dan saran mengenai mekanisme Sistem Informasi yang menutup laporan kerja praktek ini.


I. PENUTUP
Kami sangat mengharapkan bantuan dari pihak SMU Cendana Pekanbaru untuk dapat menerima kami mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau untuk melaksanakan kerja praktek tersebut.
Demikianlah proposal permohonan kerja praktek ini kami buat agar kiranya dapat menjadikan bahan acuan dan bahan pertimbangan untuk melaksanakan kerja praktek pada institusi yang Bapak Pimpin, bila ada kekurangan kami mohon maaf atas perhatian dan persetujuan yang diberikan kami haturkan banyak terima kasih.

UKMK - Vulkanisir Ban Sepeda Motor

BAB I
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini istilah ekonomi rakyat seolah-olah menjadi trendsetter baru dalam wacana pembangunan. Ambruknya ekonomi Indonesia yang selama lebih dari tiga dasawarsa selalu dibanggakan oleh pemerintah Orde Baru, memaksa berbagai pihak meneliti kembali struktur perekonomian Indonesia.
Berbagai kajian berhasil mengidentifikasi satu faktor kunci penyebab keambrukan ekonomi Indonesia, yaitu ketergantungan ekonomi Indonesia pada sekelompok kecil usaha dan konglomerasi besar, yang ternyata tidak memiliki struktur internal yang sehat. Ketergantungan tersebut merupakan konsekuensi logis dari kebijakan ekonomi neoliberal yang mengedepankan pertumbuhan dengan asumsi apabila pertumbuhan tinggi maka dengan sendirinya akan membuka banyak lapangan kerja yang pada akhirnya akan mengurangi kemiskinan. Kenyataannya, kebijakan perekonomian tersebut menghasilkan struktur ekonomi yang tidak seimbang.
Dalam struktur ekonomi yang tidak seimbang tersebut, sekelompok kecil elit ekonomi - yang menurut BPS jumlahnya kurang dari 1% total pelaku ekonomi - mendapat berbagai fasilitas dan privilese untuk menguasai sebagian besar sumber daya ekonomi dan karena itu mendominasi kontribusi, baik dalam pendapatan domestik bruto (PDB), pertumbuhan ekonomi, maupun pangsa pasar. Ketika elit ekonomi tersebut mengalami masalah keuangan sebagai akibat mismanajemen dan praktik-praktik tidak sehat, maka berbagai indikator seperti PDB dan pertumbuhan ekonomi merosot.
Namun, struktur ekonomi yang tidak seimbang tersebut ternyata juga menjadi berkat yang tersembunyi bagi Indonesia. Sebagian besar pelaku ekonomi yang selama ini berada dalam posisi marginal, informal, tidak mendapatkan fasilitas dan privilese, dan semacamnya, justru lebih mampu bertahan. Para pelaku ekonomi inilah yang sering disebut sebagai pelaku ekonomi rakyat.

A. Latar Belakang
Konsep Usaha Kecil Menengah Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan, dengan maksud mengurusi kepentingan anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi anggota koperasi maupun perusahaan koperasi. Persamaan kepentingan tersebut, Bisa berasal dari perorangan atau kelompok.Kepentingan bersama suatu kelompok keluarga atau kelompok kerabat dapat diarahkan untuk membentuk atau masuk menjadi anggota koperasi.
Pebedaan aliran dalam koperasi berkaitan dengan faktor idiologi dan pandangan hidup (way of lay) yang dianut oleh Negara dan masyarakat yang bersangkutan. Secara garis besar, ideologi Negara-negara di dunuia ini dapat dikelompokkan menjadi 3,yaitu:
• Liberalisme/kapitalisme
• Sosialime
• Tidak termasuk liberalisme maupun sosialisme
Implementasi dari masing-masing ideologi ini melahirkan system perekonomian yang berbeda. Pada gilirannya, suatu system perekonomian tertentu akan saling menjiwai dengan koperasi sebagai subsistemnya.
Perbedaan ideologi suatu bangsa akan mengakibatkan perbedaan system perekonomianya dan tentunya aliran kopersi yang dianut akan berbeda. Sebaliknya, setiap sistem perekonomian suatu bangsa juga akan menjiwai ideologi bangsanya dan aliran koperasinyapun akan menjiwai system perekonomian dan ideologi bangsa tersebut.
B. Defenisi UKMK/Koperasi
Koperasi mengandung makna “kerja sama”. Koperasi bersumber dari kata co-operation yang artinya “kerja sama”. Ada juga yang mengartikan koperasi dengan makna lain. Enriques memberikan pengertian koperasi yaitu menolong satu sama lain(to help one another) atau saling bergandengan tangan (hand in hand).

Defenisi ILO
Dalam definisi ILO , terdapat 6 elemen yang dikandung koperasi sebagai berikut.
• Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (association of persons).
• Penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan (voluntrarily joined together).
• Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common economic end ).
• Kopersi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (Badan usaha) yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis (formation of a demiocratically controlled business organization).
• Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang (accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking).
C.Sejarah UKMK
Keinginan untuk mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pemulihan ekonomi, berhubungan erat dengan usaha untuk mewujudkan bangsa yang beradab, adil dan makmur. suatu tugas dimana penduduk dapat menikmati keadaan adil dan makmur,yang kemakmurannya sejalan dengan keadilan.
Keberadaan BPS-KPKM yang memainkan peran besar dalam ekonomi nasional, merupakan tanda dari tingkat keikut sertaan masyarakat dalam kegiatan ekonomi. UKMK telah membuktikan dirinya dapat menjadi katup pengaman pada saat krisis, dengan penciptaan lapangan kerja dan nilai tambah.
Peran strategis dan tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan membina UKMK menjadi salah satu pemeran utama perkembangan ekonomi nasional dan tidak dipinggirkan oleh pelaku ekonomi yang lain. Keberhasilan dalam perbaikan kemampuan dari UKMK, berarti memperkuat dunia usaha yang menyumbang pemulihan ekonomi nasional, sekaligus pada saat yang sama menyediakan dorongan yang nyata untuk pelaksanaan otonomi daerah.

Dengan cara pikir ini pemerintah dengan Keputusan Presiden No.178 th 2000 tentang susunan dan tugas organisasi lembaga pemerintah non departemen telah memutuskan untuk membentuk badan pengembangan sumberdaya koperasi dan pengusaha kecil menengah. Tugas badan ini yang utama adalah melakukan koordinasi fungsional dalam rangka memfasilitasi dan melayani UKMK untuk meningkatkan daya saing dan produktifitasnya.
D.Pembahasan Masalah
Begitu banyak masalah yang mencakup UKMK tetapi penulis pada kesempatan ini membahas masalah tentang Wirausaha Vulkanisir Ban Sepeda Motor.

D. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membuat/menerapkan suatu rancangan vulkanisir yang baik dalam pengadaan ban sepeda motor
2. Membantu masyarakat dalam membuat vulkanisir ban sepeda motor secara efektif dan efisien.
3. Sebagai salah satu syarat untuk lulus pada Mata Kuliah Pengantar Bisnis Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains Dan Teknologi UIN SUSKA RIAU.

BAB II
PEMBAHASAN

A. SEKILAS TENTANG Vulkanisir Ban Sepeda Motor
Istilah Vulkanisir di Indonesia tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan penggunaan ban kendaraan, terutama mobil.Usaha vulkanisir mulai seemarak dengan banyaknya jumlah kendaraan angkutan yang beroperasi.
Sementara itu vulkanisir ban sepeda motor skala rumah tangga baru muncul pada era 1990-an.Usaha ini bertambah marak bersamaaan dengan munculnya krisis moneter yang terjadi yang tejadi sejak pertengahan tahun 1997.Seperti diketahui,krisis berkepanjangan ini menyebabkan kenaikan suku cadang dan sepeda motor.
Dalam pengertian ilmiah atau teknik industri,vulkanisir merupakan pekerjaan yang berkaitan denga membuat barang dengan cara mencampur dan memanaskan karet mentah dengan sulfur dan beberapa zat akselerator untuk mempercepat proses.Sementara,temperature yang digunakan adalah 1500C-1530C.
Meskipun dilakukan dengan cara manual dan sederhana,mutu ban sepeda motor vulkanisir bisa mencapai 10bulan bahkan 1tahun.
Dari pengertian tersebut,ban vulkanisir bisa diartikan dengan ban bekas yang telah divulkanisasi,yaitu dilapis ulang menggunakan bahan dan peralatan tertentu.Sedangkan vulkanisir ban adalah suatu pekerjaan untuk membuat ban bekas yang sudah tidak bisa terpakai menjadi ban yang bisa dipakai kembali.

B. BAHAN DAN PERALATAN
1.Bahan
Dalam pembuatan vulkanisir ban sepeda motor bahan dibedakan menjadi Bahan baku dan bahan pendukung.Bahan Baku adalah mutlak yaitu tidak bisa diganti oleh bahan apaun.Sedangkan bahan pendukung adalah kebalikannya yaitu bisa digantikan oleh bahan lain.
a.Bahan baku
• Ban bekas
Untuk ban bekas dibagi dalam 2 jeis yaitu :ban bekas untuk sepeda motor bebek dan ban bekas untuk sepeda motor sport.
• Karet Vulkanisir
Untuk memperoleh hasil vulkanisir yang baik,dalamarti layak dan nyaman dipakai,tahan lama,serta kuat maka ketika memvulkanisir sebaiknya menggunakan

karet yang khusus untuk keperluan tersebut.Ukuran karet vulkanisir ada dua macam yaitu ukuran 2cm dan 3cm.Karet vulkanisir ini bisa diperoleh membeli / memesan dari pabrik karet langsung a,distributor dan KUD.
b.Bahan pendukung
• Lem Karet
Lem karet yang digunakan adalah lem khusus yang berbentuk lembaran atau gulungan karet tipis berwarna putih kekuningan.Jika susah mendapatkan lem karet dapat diganti dengan lem tambal.
• Bensin
Bensin digunakan untuk mencairkan lem karet.
• Silikon Emulsi
Bahan silicon berguna untuk mencegah lengketnya ban yang divulkanisir pada matres(alat cetak vulkanisir)ketika matres dipanaskan.

2.Peralatan

A.Peralatan Pokok
a.Matres(Alat Cetak Vulkanisir)
Matres terbuat dari aluminium dan memiliki bentuk alur yang beragam.Matres tidak berbentuk lingkaran penuh tapi seperempat lingkaran saja dengan diameter 17 atau 18 inci.
b.Kompor tekan
Kompor tekan yang digunakan dalam vulkanisir adalh kompor yang umum digunakan oleh para pedagang kaki lima.Kompor berbahan minyak tanah sejenis ini mudah diperoleh di berbagai tempat.Sebuah matres membutuhkan dua kompor tekan.
c.Gergaji Parut
Fungsi gergaji ini adalah untuk memarut permukaan luar ban.Alat ini cukup sederhana dan dapat dibuat sendiri.

B.Peralatan Bantu
a.Karet penekan
Berguna untuk mengisi bagian dalam ban yang sedang divulkanisir dalam matres.
b.Kuas
Berguna untuk mengoleskan lem karet ke ban.

c.Minyak Tanah
Sebagai bahan bakar kompor.
d.Palu karet
Untuk membantu merekatkan permukaan ban yang telah dilapisi karet.
e.Gunting
Untuk memotong lembaran karet.
f.Mistar
Untuk menentukan panjang dan lebar karet ban bekas yang hendak divulkanisir.
g.Pisau
Untuk merapikan lebihan pada sisi ban yang telah dipres.
h.Alat pengoles silicon emulsi
Untuk mengoleskan silicon emulsi diatas matres saat akan dilakukan pengepresan.

C. PROSES VULKANISIR BAN SEPEDA MOTOR
A.Penataan Ruang Produksi
Bagian bagian utama dari ruang produksi:
1.Ruang Pengepresan
Bagian ruang untuk proses pengepresan
2.Ruang Penyimpanan Peralatan dan Bahan
Ruang tempat penyimpana bahan dan peralatan sekaligus.
3.Ruang Kerja
Ruang tempat melakukan segala aktivitas kerja.
4.Gudang
Ruang untuk penyimpana ban hasil vulkanisir.
B.Urutan Kerja
1.Memarut Permukaan ban bekas
Pemarutan ini akan membantu lem karet menempel pada ban.
2.Memotong karet
Sebelum dipotong ukurlah karet terlebih dahulu agar ukurannya sama dengan ban yang akan divulkanisir.
3.Mengelem Karet vulkanisir
Gunakan lem karet yang telah diencerkan dengan bensin.Agar lem merata,gunakan kuas untuk membantu meratakan lem

4.Pengepresan
Oleskan silicon emulsi pada permukaan matres secara merata menggunakan pengoles dari bambu yang dibalut kain kaos.Masukkan ban kedalam matres.Setelah itu letakkan besi penekan diatasnya.Atur kekencangan penekan ini dengan cara memutar baut hingga kencang.Lalu nyalakan kompor,dan masukkan kompor dibawah matres.Untuk hasil yang maksimal panaskan matres hingga 1530C.Setiap pengepresan memerlukan waktu 15 menit untuk tiap seperempat bagian.
5.Penyimpanan
Ban hasil vulkanisir disimpan dalam gudang penyimpanan.Agar lebih rapi ban bisa dibungkus dengan plastik

D. PERENCAAN KEUANGAN, PENGGALANGAN RELASI, DAN PEMASARAN
A.Perencaan Keuangan
Sebelum memulai usaha,banyak hal yang perlu dipikirkan dengan matang.Perencanaan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan setiap memulai suatu usaha agar anda mampu memahami risikonya.
Dalam memulai usaha,mengelola modal sendiri jauh lebih aman.Jika kelak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,tidak perlu menanggung beban utang kepada siapapun.Tetapi jika tidak ada dapat juga mencari bantuan dari pihak lain.Beberapa contoh pinjaman dari pihak lain:
• Pinjaman dari kawan atau kerabat
Pinjaman seperti ini biasanya tanpa jaminan atau agunan.Meskipun demikian,biasanya pemberi modal mengharapkan pembagian laba yang didapat.Dalam hal ini kepercayaan pemilik modal harus dijaga.Oleh karena itu harus punya target kerja dan adalah keuntumgan.
• Pinjaman Overdraft dari Bank
Pinjaman overdraft adalah pinjaman jangka pendek dengan agunan atau jaminan tertentu untuk memenuhi modal kerja selama beberapa bulan.

Beberapa point keuangan yang dihadapi dalam vulkanisir ban sepeda motor:
1.Penentuan target keuangan jangka pendek dan jangka panjang
Dalam hal ini kita dihadapkan pada persoalan dasar tentangharapan dalam usaha vulkanisir.Persoalan akan terjawab bila kita membuat rencana keuangan jangka panjang dan jangka pendek.Tujuan keuangan harus jelas,dapat dipelajari,dirumuskan,dan dikomunikasikan sehingga dapat membantu dalam menghadapi dan mengantisipasi segala situasi yang akan terjadi.
2.Penentuan Biaya Tenaga Kerja
Penentuan biaya tenaga kerja merupakan proyeksi pengeluaran dari usaha yang akan dijalankan.Penghitungan ini dapat diproyeksikan untuk jangka pendek dan jangka panjang.
3.Biaya Pemeliharaan Alat Dan Penyediaan Bahan
Meskipun yang digunakan alat sederhana tetap harus dirawat.Tentunya perawatan memerlukan dana yang harus diperhitungkan.Demikian Halnya dengan biaya pengadaan bahan atau belanja bahan sehari-hari.
4.Biaya Penyusutan Peralatan
Penyusutan harus diperhitungkan karena tidak ada barang yang tidak memilki batas masa pakai.Untuk itu kita harus memprediksi masa pakai alat tersebut.

B.Penggalangan Relasi
Berikut Relasi yang perlu digalang dalam usaha vulkanisir ban sepeda motor:
• Para pemasok bahan baku ban bekas,meliputi pengumpul ban bekas, bengkel sepeda motor, dan tukang tambal ban.
• Toko bahan kimia, perusahaan, atau distributor karet.
• Para penjual dan distributor ban
• Konsumen langsung, seperti pengusaha/pengemudi ojek sepeda motor dan para pemilik sepeda motor dari kalangan menengah kebawah.

C.Pemasaran
1.Tujuan
Tujuan adalah hasil jangka panjang yang hendak dicapai dalam usaha vulkanisir.Tujuan ini masih berupa pernyataan yang luas, mencakup berbagai aspek, bersifat realistis, dan memberikan tantangan.Penentuan tujuan harus berorientasi pada enam unsur pemasaran, yaitu:produk, biaya produksi, tempat menawarkan produk,promosi,konsumen,dan pemasaran.

2.Sasaran/Target Pasar
Penentuan target pasar dapat dilakukan dengan pertanyaan berikut:
• Siapa saja yang akan menjadi konsumen produk kita?
• Bagaimana status dan kondisi social ekonomi mereka?
• Apa saja yang menjadi daya tarik pemasaran bagi mereka?
• Model/produk seperti apa yang mereka inginkan dari produk yang telah kita buat?
• Bagaimana mereka memandang kualitas produk kita?
3.Posisi Pasar
Menetapkan posisi pasar merupakan bagian perencanaan yang selalu berdampingan dengan proses penentuan target pasar.Bagian ini akan menetukan citra dari suatu produk.
4.Strategi
Strategi mencakup 3 hal:
• Strategi Promosi
Menyangkut kemauan dan kemampuan untuk memanfaatkan alat-alat atau sarana promosi yang ada seefektif mungkin.
• Strategi Garansi
Diberikan sebagai upaya jaminan kualitas kepada konsuman.
• Bonus
Pemberian bonus kepada pihak yang membantu dalam proses pemasaran dengan persentase tertentu.

BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

1. Bisnis Vulkanisir dapat juga menjadi alternative dalam mencari keuntungan.
2. Bisnis Vulkanisir Ban sepeda motor dapat dikerjakan dengan alat sederhana.
3. Alat dan bahan Vulkanisir ban sepeda motor mudah didapat dan ekonomis.
4. Perkembangan bisnis ini relative meningkat seiring dengan pemintaan pasar.

B.SARAN
1. Dalam memulai bisnis ini niat harus benar-benar matang karena resiko yang ditimbulkan juga besar.
2. Usahakan modal awal dalam memulai bisnis ini merupakan modal sendiri.
3. Dalam menjalani bisnis ini harus mempunyai target dan strategi yang jelas dan menjamin.
4. Dalam menjalani bisnis ini bergabunglah dengan yang professional dalam bidang ini.

Etika Perkawinan Menurut Islam

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Segala puji bagi Allah yang telah mensyariatkan pernikahan/perkawinan kepada hamba – hamba-Nya, untuk memenuhi kebutuhan naluri manusia. Shalawat dan salam disampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah mensunnahkan cara mencapai kesucian dan ketahanan manusia untuk kebaikan akhlaknya.
Bertitik tolak dari Pandangan Islam secara umum tentang alam, kehidupan, dan manusia, Islam tidak membiarkan satu segipun kejiwaan manusia tanpa sistem dan alternatifnya. Banyak terjadi penyimpangan dalam pernikahan pada masa ini, maka dari itu diperlukan pemahaman agar tidak menyimpang dari yang semestinya.

I.2 Pokok Permasalahan
Sebenarnya banyak hal yang menyangkut dengan Etika Perkawinan dan Perkawinan itu sendiri. Tetapi dalam kesempatan ini penulis membatasi pembahasan pada tiga pokok permasalahan saja. Pokok Permasalahan tersebut adalah; adab memilih jodoh, hak dan kewajiban suami dan istri, dan adab berhubungan intim.

I.3 Tujuan Penulis
Adapun ujuan dari pembuatan Makalah ini adalah ;
1. Sebagai salah satu syarat untuk LULUS pada Mata Kuliah Akhlak Tasawuf pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains Dan Teknologi UIN SUSKA RIAU..
2. Mengetahui tentang tata cara dalam memilih jodoh.
3. Memahami tentang hak dan kewajiban suami dan istri.
4. Memberikan informasi tentang tata cara dan adab dalam berhubungan intim, dan
5. Agar dapat meningkatkan kualitas iman dan taqwa kita kepada Allah SWT.

I.4 Ruang lingkup permasalahan
Ruang lingkup permasalahan makalah ini adalah pemahaman tentang Etika Perkawinan.

I.5 Cara pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan cara mengumpulkan keterangan dan data yang berhubungan dengan isi makalah yang terdiri dari berbagai buku maupun tulisan lain dari berbagai sumber yang membahas tentang permasalahan dari makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN

II. 1. ADAB MEMILIH JODOH

Islam dengan syariat agungnya dan sistem yang menyeluruh, telah meletakkan beberapa kaidah dan hokum bagi masing – masing pelamar dan yang dilamar. Jika manusia mengikuti petunjuknya dan berjalan sesuai arahannya maka pernikahannya mewujudkan saling pengertian, cinta, dan kasih sayang. Mengantarkan keluarga menuju puncak keimanan yang kuat, akhlak yang lurus, jasmani yang sehat, akal yang matang dan jiwa yang tenang serta bersih.
Berikut ini penelasan tentang kaidah dan hukum tersebut :

1. Pemilihan atas dasar agama
Agama yang dimaksudkan di sini ialah pemahaman yang benar tentang islam dan pengamalan terhadap semua keutamaan serta etika nya yang tinggi.
Rasullulah bersabda:

”Wanita itu lazimnya dikawini karenna empat hal : karena hartanya, karena (kemuliaan) keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya, maka pilihlah wanita yang mempunyai agama, (ika tidak), maka binasalah engkau”.
(HR. Bukhari dan Muslim).
Sebaliknya Rasulullah memberikan tuntutan kepada para wali calon istri (makhtubah) hendaklah memilihkan calon suami yang mempunyai agama dan akhlak, agar ia dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, pendidikan anak, tanggung jawab yang benar dalam menjaga kehormatan dan menjamin materi rumah tangga.
Rasulullah bersabda :

”Jika datang (melamar) kepadamu orang yang engkau ridha akan agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerima (lamaran ) niscaya terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas”. (HR. Turmudzi)

2. Pemilihan atas dasar keturunan
Diantara kaidah yang diletakkan islam bagi pemilihan suami istri, hendaklah pemilihan pasangan hidup tersebut dari keluarga yang dikenal keshalihan, akhlak, dan kemuliaan keturunannya. Karena manusia itu laksana tambang yang saling berbeda tingkatan kerendahan dan kemuliaannya, atau kerusakan dan keshalihannya.
Rasulullah bersabda :

”Manusia itu laksana tambang didalam hal kebaikan atau keburukannya. Yang terbaik di masa jahiliyah akan tetap menadi yang terbaik di masa islam asal mereka memahami (agama)”. (HR. Al-Thayalisi, Ibnu Mani’ dan ’Askari).

3. Bukan keluarga dekat
Diantara pengarahan islam dalam dalam memilih istri adalah mengutamakan wanita ”asing” daripada wanita yang ada hubungan keturunan (nasab) dan keluarga, untuk menaga kecerdasan anak, menjamin keselamatan jasmaninyadari penyakit menular, cacat keturunan, memperluas jaringan perkenalan (ta’aruf) keluarga, dan untuk memperkukuh jalinan sosial.emah pertumbuhannya dan tidak mewarisi kelemahannya
Rasulullah juga memperingatkan agar jangan menikah dengan wanita yang memiliki hubungan nasab dan keluarga, supaya tidak melahirkan anak yang lemah pertumbuhannya dan tidak mewarisi kelemahan dari orang tuanya dan penyakit keturunannya.
Hakikat ini telah ditetapkan oleh rasulullah empat belas abad yang lalu sebelum ilmu sampai pada kesimpulannya yang sekarang.Maha benar Allah yang berfirman :

”Dan tidaklah (Muhammad) berbicara berdasarkan hawa nafsu, melainkan ia adalah wahyu yang diturunkan”. (QS. Al-Najm, 53:3-4).

4. Mengutamakan Keperawanan ( Gadis )
Diantara pengarahan islam yang lurus dalam memilih istri ialah mengutamakan wanita perawan daripada janda, mengingat beberapa hikmah dan faedah.
Diantaranya; menjaga keluarga dari hal – hal yang menyusahkan kehidupan, menimbulkan pertentangan dan permusuhan. Paa waktu yang sama merupakan penguat jalinan cinta suami istri, karena keperawanan itu menimbulkan kemesraan dan kelembutan kepada orang yang pertama kali mengenalnya. Berbeda dengan janda, karena ia mungkin tidak mendapatkan kemesraan sepenuhnya, cinta yang sejati dan kecendrungan hati yang tulus dari suami yang pertama, karena adanya perbedaan mendasar diantara mereka.
Rasulullah bersabda :

”Hendaklah kamu nikah dengan perawan, karena mereka lebih manis tutur katanya, lebih sedikit makarnya dan lebih dapat menerima terhadap yang sedikit.”
(HR. Ibnu Majah dan Baihaqi)

5. Mengutamakan wanita subur
Diantara pengarahan islam dalam memilih istri agar mencari wanita yang subur, yaitu dapat dikenal dari hal :
Pertama: Kebersihan jasmaninya dari penyakit yang menghalangi kehamilan, hal ini dapat diketahui melalui dokter ahli.
Kedua: dengan melihat ibu dan saudara perempuannya yang telah menikah. Jika mereka tergolong wanita yang subur biasanya dia juga demikian.
Secara medis wanita subur itu pada umumnya sehat dan berbadan kuat. Dan dengan demikian dia mampu melaksanakan tugas – tugas rumah tangga, kewajiban pendidikan dan hak – hak bersuami istri secara sempurna.

Rasulullah Bersabda :

“Nikahlah dengan wanita yang subur dan penyayang karena saya akan berbahagia dengan jumlah kamu yang banyak dihadapan Amat lain”.(HR. Abu Dawud, Nasa’i dan Hakim)

6. Pemilihan atas dasar kesehatan jasmani
Agar pernikahan dapat mencapai kebahagiaan dan keturunan yang baik serta sehat, maka islam menganjurkan dalam memilih istri agar melihat kekuatan dan kesehatan jasmaninya serta kesehatan akalnya. Oleh karena itu islam memberikan kepada suami dan istri hak untuk meminta cerai apabila salah satunya mengidap penyakit yang menghalangi terlaksananya tuntutan dalam bersuami istri, sesuai dengan sabda Rasulullah Bersabda:

”larilah kamu dari penyakit kusta seperti kamu lari dari serigala”. (HR. Bukhari dan Muslim)

”Orang yang berpenyakit janganlah menularkan penyakit kepada orang – orang yang sehat”. (HR. Bukhari)


II. 2. HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI DAN ISTRI
Islam sebagai sistem yang menyeluruh, telah mengatur dan menentukan hak dan kewajiban suami dan istri. Hak suami atas istrinya, hak istri atas suaminya, dan hak – hak bersama antara keduanya.
Jika suami istri bersepakat kepada sistem yang sempurna ini dalam mengarungi kehidupan rumah tangganya pasti mereka akan mencapai kehidupan yang bahagia, damai dan terhindar dari kesedihan dan kekacauan rumah tangga. Hak – hak tersebut adalah :

a) HAK ISTRI ATAS SUAMINYA

1. Membayar maharnya dengan sempurna.
Firman Allah SWT :

”Berikaknlah mahar kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan”.(QS. An-Nisa’ 4:4)

Suami, bapak, atau saudara tidak boleh mengambil maharnya sedikitpun.

Allah SWT berfirman :

” Dan jika kamu ingin mengganti isterimu dengan isteri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata”(QS. An-Nisa 4:20)

2. Memberi nafkah
Nafkah ini meliputi nafkah makanan, pakaian, pengobatan, tempat tinggal dan lain sebagainya.Firman Allah SWT :

”Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf”.(QS. Al-Baqarah 2:233)

3. Memperlakukan mereka dengan baik ;
Diantara bentuk perlakuan yag baik ini adalah :
a. Melapangkan nafkahnya.
Rasulullah Bersabda :

”Apabila seorang suami memberikan nafkah kepada istrinya dengan ikhlas maka nafkah itu menjadi shadaqah.” (HR. Bukhari)
b. Meminta pendapatnya dalam urussan rumah tangga dan pelamaran anak perempuannya.
Rasulullah Bersabda :

”Bermusyawarahlah dengan wanita (istri) dalam urusan lamaran anak mereka.”(HR. Ahmad dari Abu Dawud)
c. Memperlakukannya dengan mesra dan lemah lembut serta memberikan kesempatan kepadanya untuk bercerita dan senda gurau.
d. Melupakan kekurangannya, terutama jika ia mempunyai kelebihan dan kebaikan lain.
e. Berpenampilan baik dihadapannya, karena ia juga menginginkan hal ini sebagaimana suami mengharapkan dari istrinya.
f. Membantu istri dalam tugas – tugas rumah.
g. Tidak menyiarkan rahasia dan pembicaraanya.

4. Melindungi dan menjauhkannya dari api neraka.
Firman Allah SWT :

”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahrim 66:6)

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajar dan mendidik mereka tentang agama dan akhlak.

5. Berghirahlah kepadanya karena Agama dan kehormatannya.
Ghirah yang dimaksud adalah seorang uami menjaga istrinya dari segala gangguan yang dapat menimpanya seperti pandangan, tutur kata atau sentuhan dan sebagainya.

b) HAK SUAMI ATAS ISTRINYA
1. Mentaati suami dengan baik.
Kesetiaan ini merupakan sesuatu yang wajar dan diperlukan dalam kehidupan bersama antara suami dan istri. Dan kesetian istri kepada suami akan menghindarkan dari kehancuran, membangkitkan rasa cinta suami kepada istrinya, memperkukuh jalinan kasih sayang antar anggota keluarga, menghapuskan suasana debat dan pembangkangan yang pada dasarnya menimbulkan pertentangan.

Firman Allah SWT :

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”
(QS.An-Nisa’ 4:34)

2. Menjaga kehormaan dan hartanya.
Menjaga hal – hal yang tersembunyi adalah menjaga harta dan kehormatan suami. Termasuk menjaga harta suami hendaknya jangan mengambilnya kecuali dengan izinnya, tidak memberikan kepada seseorang keculi dengan kesepakatannya, dan mendidik anak – anaknya agar meneladani hal itu.
Termasuk juga dalam hal memandang lelaki yang bukan suaminya dengan pandangan yang tidak baik, atau berbicara dengan tutur kata yang menggoda, atau membuat ani palsu yang membawa dosa.

3. Menjaga kemuliaan dan perasaannya.
Berpenampilan dirumah dengan penampilan yang memikat suami, berbicara dengan tutur kata yang ramah dan selalu membuat perasaan suami senang dan bahagia.
Manusia yang paling sengsara adalah orang yang menyaksikan kesengsaraan dirumahnya, di antara anak dan istrinya. Dan manusia yang paling bahagia adalah orang yang menyaksikan kebahagiaan di rumahnya, diantara istri dan anaknya.

4. Melaksanakan hak suami, mengatur rumah, dan mendidik anak dengan baik.
Pekerjaan ini merupakan tugas yang sesuai dengan fithrah, bahkan merupakan tugas pokok yang wajib dilaksanakan dan diupayakan dalam rangka membentuk keluarga yang bahagia ndan mempersiapkan generasi yang baik
Istri bertanggungjawab dalam mendidik anak, mengasuh, dan melaksanakan hak mereka.

5. Menjaga hubungan baik dengan keluarga suami.
Diantara hak suami atas istrinya yang paling utama adalah berbuat baik kepada keluarga suaminya, kedua orang tua dan saudaranya. Karena sikap dan perlaku yang baik akan menambah keramahannya, memperkuat jalinan antar suami – istri dan hubungan kasih sayang antar keduanya.

c) HAK DAN KEWAJIBAN BERSAMA SUAMI ISTRI

1. Kerjasama dalam mewujudkan kebahagiaan dan menghindarkan kejahatan dan kesedihan semaksimal mungkin.
2. Kerjasama dalam mentaati Allah dan taqwa kepada-Nya.
3. Merasakan tanggung jawab bersama dalam membangun keluarga dan mendidik anak.
4. Saling menjaga rahasianya dan tidak menyebutkan kejelekannya pada orang lain.
5. Bersikap ikhlas, setia, kasih sayang, dan ramah.

II. 3. ADAB BERHUBUNGAN INTIM

Setelah akad nikah dilaksanakan sesuai sunnahyang benar, maka kedua pengantin segera melakukan persiapan mental dan material untuk memasuki jenjang pesta pernikahan dan saat pertemuan malam pertamanya.Terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui pada malam pernikahan. Sejak dari berdua – duaan,sampai pada hubungan seksual.Tahapannya adalah sebagai berikut :
1) Disunnahkan agar suami meletakkan tangannya diatas kenig pengantin wanita, sambil menyebut nama Allah dan memohon berkah untuknya.
2) Disunnahkan kepada kedua pengantin agar shalat dua rakaat kemudian berdoa kepada Allah SWT.
3) Disunnahkan bagi suami agar bersikap lemah lembut terhadap istrinya.
4) Diantara etika “menggauli”, hendaknya keduanya sama – sama melepas pakaian, karena dengan demikian akan leluasa dalam “bergaul” dan menambah kemesraan dan kasih sayang pada istri. Tetapi yang afdhal adalah bertelanjang didalam satu selimut.

5) Diantara etika senggama, hendaklah suami sebelum menggauli berdoa dengan doa berikut :

“Dari Ibnu Abbas Radihiyallahuanhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa beliau bersabda: “ Alangkah baiknya jika seseorang yang menggauliistrinya seraya berdoa :
“Dengan nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa yang Engkau rezekikan kepada kami”.Jika melahirkan seorang anak maka setan tak akan dapat membahayakannya. (HR. Bukhari)
6) Boleh menggauli istrinya dengan semua gaya yang ia suka, selama tidak diduburnya.
Firman Allah SWT :

“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki.” (QS. Al-Baqarah 2:223)
7) Jika ingin mengulangi senggama, maka disunnahkan berwudhu, karen berwudhu akan lebih dapat membangkitkan kekuatan.
Rasulullah Bersabda:

“Apabila salah seorang darikamu menggauli istrinya kemudian ingin mengulangi (lagi) maka hendaklah ia menyelengi dangan wudhu karena wudhu itu lebih dapatmembangkitkan kekuatan. (HR. Muslim dan Abu Dawud).
8) Setelah selesai senggama, lebih utama mandi, tetapi jika keduanya malas maka disunnatkan berwudhu sebelum tidur.
9) Boleh mandi bersama – sama dalam satu tempat. Diperbolehkan mandi bersama sambil bertelanjang, tetapi lebih utama berkain.

Sekitar Masalah Senggama
Syariat Islam melarang untuk masing – masing suami dan istri melakukan beberapa perbuatan, supaya keduannya tidak terjerumus melakukan sesuatu yang diharamkan dan berdosa. Larangan – larangan itu adalah :
1. Suami dan istri dilarang menyiarkan adegan ranjangnya, baik dengan isyarat ataupun dengan omongan.
2. Suami dilarang menggauli istrinya di duburnya.
Mendatangi istri di dubrnya itu sangat membahayakn kesehatan jasmani, bertentangan dengan dasar – dasar keutamaan dan akhlak, dan salah satu bentuk kelainan dan penyimpangan. Perbuatan yang jorok ini tidak akan pernah dilakukan kecuali oleh orang – orang yang hina, bejat, dan tak berakhlak.
3. Suami dilarang mendatangi istrinya pada waktu haid dan nifas (sesudah melahirkan).
Hikmah pengharaman ini untuk menjaga terlepasnya nafsu agar tidak melakukan sesuatu yang dilarang dan berbahaya bagi jasmani.Secara medis telah dinyatakan bahwa mendatangi wanitapada waktu haid dan nifas dapat menimbulkan penyakit seperti :
• Sakit pada kandungan, bahkan mungkin akan menimbulkan peradangan pada rahim dan sel telur atau pinggul sehingga mengancam kesehatannya dan kadang – kadang dapat merusak sel telur dan mengakibatkan kemandulan.
• Masuknya darah haid ke dalam alat kelamin pria dapat menyebabkan menyebabkan peradangan bernanah seperti gonorhoe, yang mungkin menjalar ke buah zakarnya dan menimbulkan kemandulan. Akhirnya dapat terjangkit syphylis.
4. Istri dilarang menolak ajakan suami jika suami menghendakinya.
Karena itu istri harus menjaga hal – hal yang disenangi suami seperti dandanan, bermesraan, dan bersenggama pada waktu – waktu tertentu, agar jalinan suami – istri tetap erat.
5. Nasehat para dokter dan ahli hukum (Fuqaha)
• Hendaknyajangan berlebihan dalam melakukan senggama. Cukup dua kali sepekan dan boleh ditambah atau dikurangi karena hal itu akan merusak jasmani, akal, dan akan menggangu semangat kerja.
• Hendaknya suami mencari waktu yang sesuai untuk bersenggama dan menjaga keinginan istri. Karena mungkin suami menggaulinya disaat yang tidak tepat seperti istri dalam keadaan letih atau sakit sehingga ia menolak, dan akhirnya akan menimbulkan pertentangan dan berujung dengan perceraian.
• Bersenggama boleh disetiap saat dan waktu, siang dan malam kecuali pada kondisi tertentu yang diharamkan syariat, seperti pada waktu puasa atau pada waktu istri sedang haid atau nifas.
• Apabila istri ingin puasa sunnat maka ia harus minta izin suaminya.
Pemintaan izin ini mempunyai pengaruh psikologis untuk membahagiakan suami dan menghargai kemashlahatan kondisi kesehatan istri.

BAB III
PENUTUP

Kita ucapkan do’a kehadirat Allah SWT semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada para Ikhwan dan Akhwat yang telah berumah tangga, agar mereka dapat mencapai kesepahaman dan mengerahkan kesepahaman dan mengerahkan wasiat dan nasihat-nasihat yang bermaktub di dalam Al-qur’an Dan hadits, baik menyangkut cara pemeliharaan istri dan suami, tata cara melamar atuapun yag menyangkut dengan hak istri.
Penulis yakin, jika mereka melaksanakan syariat Allah SWT dalam masalah hukum dan etika-etika ini, pasti mereka akan dapat menciptakan masyarakat utama yang pernah diwujudkan oleh para pendahulu kita yang mulia dimasa lampau, dan mampu menegakkan kembali Daulah Islamiyah, kemuliaan laum muslimin, sejarah dan kehormatan mereka.
Beramal dan berjuang terus wahai para ikhwan dan akhwat yang beriman wahai para prajurit Allah. Allah SWT berfirman :

” Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan ”. ( QS. At Taubah 9 : 105 )

III. 1 KESIMPULAN
1. Islam merupakan agama yang universal yaitu agama yang menyangkut seluruh seluk - beluk bentuk kehidupan yang ada di Dunia, dari hal terbesar sampai hal terkecil sekalipun.
2. Lakukanlah kegiatan dengan adab - adab dan norma – norma agama yang di ridhoi Allah SWT.
3. Etika Perkawinam dalam isla meliputi dari segi pemilihan jodoh, hak dan kewajiban suami dan istri, serta etika malam pengantin.
4. Didalam berumah tangga terdapat hak – hak dan kewajiban yang harus di taati oleh suami dan istri.
5. Dalam melakukan hubungan suami istri hendaknya sesuai demgam kaidah dan syariat islam.

Pengendalian Intern dalam SIA Terkomputerisasi

BAB I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Salah satu kegiatan rutin di dalam perusahaan adalah kegiatan yang sifatnya klerikal yakni penyajian informasi keuangan untuk bebagai pihak yang membutuhkan khususnya adalah pihak manajemen. Informasi keuangan yang dihasilkan berdasarkan data trasaksi ekonomi perusahaan haruslah benar-benar memenuhi kualifikasi berkualitas seperti akurasi yang terjaga (accurate) , ketepatan waktu dalam penyajiannya (timeles) serta kesesuaiannya dengan pihak yang menerima (relevance). Informasi keuangan dalam perusahaan dihasilkan oleh suatu sistem informasi yaitu sistem informasi akuntansi. Informasi yang berkualitas hanya bisa dihasilakan oleh suatu sistem informasi yang didukung oleh teknologi informasi (teknologi kompuer , teknologi telekomunikasi).
Meskipun secara teori dukungan teknologi informasi dalam sistem informasi bukan merupakan syarat mutlak bagi jalannya sistem informasi akuntansi akan tetapi saat ini nampaknya dukungan teknologi informasi terhadap suatu sistem informasi sifatnya bukan lagi pilihan (optional) tetapi sudah merupakan kebutuhan. Bagaimana mungkin perusahaan mau mengambil resiko, untuk sistem informasi akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan yang akan dijadikan referensi atau dasar dari bebagai kebijakan penting perusahaan yang akan diambil. Siatem informasi akuntansi tanpa dukungan teknologi informasi (sistem informasi akuntansi manual) sangat beresiko karena banyak mengandung berbagai kelemahan yang dapat menyebabkan terhambatnya kegiatan perusahaan.
Metode pengolahan data dapat mempengaruhi struktur organisasi dan prosedur pengendalian yang diperlukan untuk mencapai pengendalian akuntansi. Penggunaan komputer untuk mengolah data menyebabkan adanya beberapa perbahan pada prosedur pengendalian akuntansinya. Di dalam system pengolahan data elektronik terjadi penggabungan tugas-tugas yang tidak dapat diterapkan pada sistem manual, misalnya dalam mengolah transaksi gaji, komputer dapat diprogram untuk menghitung gaji kotor dan bersih, mencatat gaji dan menyesuaikan catatan pendapatan karyawan.
Pengamanan di dalam sistem PDE tergantung kepada program komputer. Sebagai contoh adalah, jika suatu program sudah diuji dan disetujui, program ini akan mengolah transaksi dengan seragam, sehingga resiko pada segi pengendalian adalah kemungkinan adanya perubahan yang tidak diotorisasi pada program, karena itulah fungsi pemrograman dan pengoperasian computer harus dipisahkan.
Prosedur pengendalian dalam lingkungan PDE terdiri atas pengendalian menyeluruh yang berdampak terhadap lingkungan PDE (General Control, Pengendalian Umum) dan pengendalian khusus atas aplikasi (Aplication Control, Pengendalian Aplikasi)

I.2 Pokok Permasalahan
Pokok permasalahan yang dibahas dalam tulisan ini adalah Pengendalian Intern dalam Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi.

I.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan Tulisan ini adalah ;
1. Sebagai Tugas Mid Semester pada Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains Dan Teknologi UIN SUSKA RIAU..
2. Mengetahui tentang cara pengendalian data elektronik.
3. Memahami tentang fungsi – fungsi akuntansi.
4. Memberikan informasi tentang pengendalian intern sistem informasi akuntansi
5. Mengetahui bagaimana cara mengelola suatu sistem informasi akuntansi

I.4 Ruang lingkup permasalahan
Ruang lingkup permasalahan makalah ini adalah. Pengendalian Intern dalam Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi (General Control).

I.5 Cara pengumpulan Data
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan cara mengumpulkan keterangan dan data yang berhubungan dengan isi tulisan yang terdiri dari berbagai buku maupun tulisan lain dari berbagai sumber yang membahas tentang permasalahan dari makalah ini.

BAB II. Pengendalian Umum (General Control)

Pengendalian umum mencakup lingkungan PDE(Pengendalian Data Elektronik) dan seluruh kegiatan PDE. Pengendalian ini cenderung meluas akibatnya dan secara langsung mempengaruhi kekuatan pengendalian penerapannya. Tujuan pengendalian umum PDE adalah untuk membuat rerangka pengendalian menyeluruh atas aktivitas PDE dan untuk memberikan tingkat keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat tercapai.
Pengendalian umum meliputi:
1. Pengendalian organisasi dan operasi
2. Pengendalian dalam pengembangan sistem
3. Pengendalian atas Dokumentasi
4. Pengendalian perangkat keras, perangkat lunak sistem operasi dan perangkat lunak system lainnya
5. Pengendalian penggunaan komputer, fasilitas dan datanya

II.1. Pengendalian Organisasi dan Operasi
Pengendalian organisasi dan operasi - dirancang untuk menciptakan kerangka organisasi aktivitas PDE – yang meliputi:
1. Pemisahan Fungsi Antar Bagian
2. Pemisahan Fungsi di dalam Bagian PDE.

Pemisahan Fungsi Antar Bagian
Suatu organisasi terdiri dari beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi, tugas dan tanggungjawab yang terpisah dan berbeda. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran fungsi dalam organisasi, perlu dibuat deskripsi jabatan yang berisi tugas dan wewenang setiap bagian.
Deskripsi jabatan perlu dibuat untuk setiap bagian dengan menunjukkan nama jabatan dan berisi penjelasan fungsi tiap-tiap bagian. Agar setiap karyawan mengetahui tugas dan wewenangnya, deskripsi jabatan yang disusun harus diperbanyak untuk dibagikan kepada setiap karyawan yang berkepentingan. Bagian PDE hanya bertanggungjawab tertentu seperti mengolah data, mengawasi data selama proses pengolahan dan menerbitkan hasil pengolahan data kepada pemakai. Fungsi ini harus terpisah dari semua departemen yang menggunakan data dan melaksanakan bermacam-macam kegiatan operasional perusahaan.
Pemisahan tugas dan tanggungjawab antar bagian dapat berupa:
• Semua transaksi dan perubahan terhadap catatan file induk (master file) harus berasal dan diotorisasi oleh bagian lain selain PDE
• Bagian PDE tidak boleh menyimpan aktiva, kecuali aktiva pengolah data
• Bila terjadi kesalahan transaksi harus dibetulkan sendiri oleh bagian yang bersangkutan bukan oleh bagian PDE. Bagian PDE hanya boleh membetulkan kesalahan yang terjadi selama pengolahan.
• Bagian yang berwewenang mengotorisasi transaksi tidak boleh menyimpan aktiva hasil transaksi.

Bagian PDE bisa merupakan bagian dari fungsi akuntansi (berada dibawah controler) atau bisa juga merupakan bagian yang berdiri sendiri dan terpisah sebagai unit yang berdiri sendiri, yaitu Bagian PDE Bagian PDE di bawah controller. Jika bagian PDE berada dibawah controller ada beberapa keuntungan sebagai berikut :
• Jika ada keinginan perubahan dari system akuntansi manual ke sistem berbasis komputer, maka tidak terlalu mengejutkan departemen PDE yang berada di bawah controller dan mudah diterima, karena bukan merupakan departemen yang terpisah.
• Peranan dan fungsi pengolahan akuntansi dan pelaporan keuangan terpisah dengan PDE sehingga fungsi dari akuntansi yang bertanggungjawab terhadap pengolahan transaksi dan penyediaan informasi keuangan kepada manajer. Fungsi yang lainnya dan kepada pihak luar lebih efektif
• Karena keberhasilan aplikasi computer di dalam kegiatan akuntansi seperti misalnya: penggajian, pengendalian persediaan merupakan tanggungjawab akuntan, sedang akuntan terlibat langsung didalamnya, maka diharapkan dalam pengembangan aplikasi tersebut akan dapat lebih tepat sasaran.
• Jika bagian PDE dibawah controller, maka seorang controller harus memahami dan menguasai teknologi pengolahan data dengan baik, apalagi jika data yang akan diolah juga meliputi data non akuntansi. Peranan controller harus dibekali dengan pengetahuan yang berhubungan dengan kedua jenis data tersebut.

Bagian PDE terpisah dari Bagian Akuntansi
Bagian PDE dapat juga diorganisasikan menjadi unit tersendiri dan terpisah dari fungsi
akuntansi dan berada di bawah tanggungjawab manajer tersendiri, yaitu Manajer PDE. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa bagian PDE adalah service departement yang tidak hanya mengolah data akuntansi saja, tetapi juga mengolah data non akuntansi.
Pertimbangannya adalah, jika bagian PDE berada di bawah controller, sistem PDE cenderung didominasi informasi keuangan sehingga bagian-bagian lain akan tidak puas terhadap kebutuhan-kebutuhan informasinya. Dengan memisahkan bagian PDE dibawah tanggungjawab Manajer PDE, pengolahan data akan dapat dilaksanakan dengan lebih efektif, karena Manajer PDE merupakan spesialis di bidangnya.

Pemisahan fungsi-fungsi di dalam Bagian PDE
Fungsi-fungsi utama di dalam bagian PDE dapat berupa fungsi pengembangan system dan fungsi pengolahan data.

1. Fungsi pengembangan sistem.
Fungsi pengembangan sistem meliputi pembuatan program dan pengembangan sistem itu sendiri. Tanggungjawabnya tidak hanya terhadap aplikasi komputer yang baru tetapi juga terhadap perubahan aplikasi yang sudah ada. Karyawan di bagian ini disebut dengan pemrogram (programmer) dan analis sistem (system analyst)
2. Fungsi pengolahan data. Fungsi pengolahan data meliputi fungsi-fungsi:
• Penyiapan Data.
Bagian yang mempersiapkan data (data preparation section) berfungsi mempersiapkan data ke bentuk media yang dapat dibaca komputer (machine readable form) dan memeriksa kebenarannya, sehingga siap untuk dimasukkan. Bila tidak digunakan bentuk media yang dapat dibaca komputer, bagian ini berfungsi memberi kode pada dokumen dasar yang belum terkode supaya sesuai dengan kode yang dipergunakan dalam pengolahan data.
• Operator Komputer.
Bagian yang mengoperasikan komputer merupakan bagian yang berfungsi mengolah data sampai dihasilkan laporan Karyawan di bagian ini disebut dengan operator komputer. Operator yang bekerja sesuai dengan prosedur yang tertulis didalam manual pengoperasian.
• Pengendali Data (Data Control).
Bagian pengontrol data berfungsi sebagai penengah antara bagian-bagian lainnya dengan bagian PDE. Karyawan-karyawan bagian ini sering disebut dengan data control group. Data control group ini bertugas menerima data dari bagian-bagian lain, mengagendakannya, membuat batch control data, mengawasi jalannya pengolahan data, memantau pembetulanpembetulan kesalahan selama pengolahan data dan mendistribusikan keluaran (output) kepada pemakai yang berhak.
• Pustakawan Data (Data Librarian).
Bagian pustaka data berfungsi menjaga ruangan tempat penyimpan data yang disebut dengan perpustakaan data. Perpustakaan data merupakan tempat penyimpan data dan program dalam bentuk media simpanan luar. Karyawan di bagian ini disebut dengan pustakawan (librarian). Tujuan utama fungsi pustaka data ini adalah untuk memisahkan tugas dan tanggungjawab antara bagian yang menyimpan data dengan bagian yang akan menggunakannya untuk operasi sehingga dapat mencegah orang yang tidak berhak untuk menggunakannya (mengaksesnya).

Fungsi pengembangan sistem dan system pengolahan data harus dipisahkan, karena jika seseorang mengetahui program dan system secara detail dan dapat menggunakannya (mengaksesnya), dia dapat merubah tanpa ijin.
Pada kenyataannya, kedua fungsi tersebut di atas tidak hanya terpisah secara organisasional, tetapi juga secara fisik. Analisa sistem dan programer harus dilarang mengoperasikannya untuk maksud-maksud negatif. Operator komputer dan karyawan pengolahan data lain tidak boleh melihat dokumentasi program, bahkan lebih baik jika sama sekali tidak tahu mengenai PDE.
Pada organisasi yang kecil, bagian PDE hanya terdiri dari sejumlah kecil karyawan yang bertanggungjawab untuk mengoperasikan komputer saja. Analis system dan pemrograman tidak diperlukan karena menggunakan program-program yang sudah jadi dalam bentuk paket. Pada organisasi yang lebih besar, bagian PDE bisa terdiri dari beberapa fungsi, yaitu analis sistem, pemrogram dan beberapa orang yang memasukkan data (data entry operator).
Dalam PDE yang lebih besar lagi, masing-masing fungsi tersebut bisa dilakukan oleh ratusan karyawan.

II.2. Pengendalian Pengembangan Sistem
Pengendalian Pengembangan Sistem dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa sistem dikembangkan dan dipelihara dalam suatu cara yang efisien dan melalui otorisasi semestinya berhubungan dengan:
• Kaji ulang (review), pengujian, dan persetujuan sistem baru
• Pengendalian perubahan program
• Prosedur dokumentasi

Fungsi pengembangan sistem terutama terdiri dari pemrogram dan analis sistem, yaitu orang-orang yang mengerti tentang PDE secara terinci. Agar terdapat pengendalian yang memadai terhadap pengembangan sistem, antara lain dapat diterapkan prosedurprosedur sebagai berikut:
• Perancangan sistem harus melibatkan wakil dari tiap-tiap bagian
• Pengujian sistem harus merupakan usaha bersama antara karyawan PDE dengan bagian lain
• Harus ada persetujuan akhir sebelum suatu sistem baru dilaksanakan
• Setiap perubahan program harus disetujui sebelum diterapkan untuk meyakinkan bahwa perubahan tersebut sudah diotorisasi, diuji, dan didokumentasikan

II.3. Pengendalian Dokumentasi
Pengendalian dokumentasi menyangkut pengendalian dokumen-dokumen dan catatan-catatan perusahaan mengenai kegiatan PDEnya. Dokumentasi dapat berupa deskripsi, bagan alir (flowchart), daftar hasil cetakan komputer dan contoh dokumen. Dokumentasi yang memadai penting baik bagi manajemen maupun bagi auditor. Dokumentasi ini berguna untuk manajemen dalam hal:
• Mengkaji ulang system
• Melatih karyawan baru
• Memelihara dan memperbaiki sistem dan program yang ada

Bagi auditor, dokumen merupakan sumber informasi yang utama mengenai aliran
transaksi dalam sistem dan pengendalian akuntansi yang terkait.

Di dalam PDE, ada 6 jenis dokumentasi, yaitu :
1. Dokumentasi Prosedur
2. Dokumentasi Program
3. Dokumentasi Sistem
4. Dokumentasi Operasi
5. Dokumentasi Data
6. Dokumentasi Pemakai

Dokumentasi prosedur menetapkan rencana sistem secara keseluruhan. Dokumentasi ini berisi prosedur-prosedur tertentu, misalnya prosedur pengujian program, prosedur penanganan dan pemberian label file dan sebagainya.
Dokumentasi sistem menunjukkan tujuan dari sistem pengolahan data dan termasuk bagan alir sistem, deskripsi masukan dan file yang digunakan, deskripsi keluaran yang dihasilkan, pesan-pesan kesalahan pengolahan (error messages) dan daftar pengendalian. Dokumentasi sistem sangat diperlukan oleh analis sistem, pemakai sistem, dan auditor. run
Dokumentasi program seperti program manual run , memjelaskan tujuan dari suatu program dan termasuk penggambaran logika program dalam bentuk bagan alir program (program flowchart), tabel keputusan, daftar program, pengendalian program, layout record, format dan contoh-contoh masukan dan keluaran, hasil pengujian, dan catatan perubahan program. Dokumentasi program ini terutama dibutuhkan oleh pemrogram untuk memperbaiki program. Dokumentasi program seperti console run book berisi instruksiinstruksi untuk menghasilkan program.
Dokumentasi operasi sangat berguna bagi operator. Dokumentasi data berisi definisi-definisi dari item-item data didalam data base yang digunakan. Yang banyak digunakan adalah database administrator (DBA) dan auditor.
Dokumentasi data juga berguna bagi pemrogram sejauh berhubungan dengan itemitem data yang diperlukan program yang dibuat.
Dokumentasi pemakai seperti manual pemakai menjelaskan tujuan dari system pengolahan data, prosedur untuk memasukkan, bentuk-bentuk penggunaan laporan dan keluaran lain, pesan-pesan kesalahan yang mungkin dan prosedur pembetulan kesalahan. Kadang-kadang dokumentasi ini disatukan dengan dokumentasi sistem.
Dokumentasi harus hanya dapat diakses oleh orang-orang yang berkepentingan. Misalnya manual program run tidak boleh tersedia bagi operator komputer, kamus data tidak boleh tersedia secara utuh bagi analis sistem, pemrogram dan operator.
II.4. Pengendalian Perangkat Keras, Perangkat Lunak Sistem Operasi Dan Sistem Lainnya
a. Pengendalian perangkat keras
Pengendalian perangkat keras lazimnya telah dibuat di dalam perangkat komputer oleh pabrik pembuatnya untuk mendeteksi kesalahan atau kerusakan komputer. Ada beberapa pengendalian perangkat computer tertentu yang mungkin terdapat dalam system PDE. Pengendalian perangkat komputer oleh pabrik pembuatnya untuk menemukan dan melaporkan kegagalan atau kerusakan komputer, karena itu yang penting adalah bagaimana cara menangani kesalahan yang ditemukan atau ditunjukkan oleh komputer. Biasanya jika perusahaan tidak membuat ketentuan khusus untuk menangani hal ini, maka data keluaran akan tetap belum dapat diperbaiki.
Kesalahan karena kerusakan perangkat keras komputer akan jarang terjadi jika perangkat komputer yang ada dipelihara dengan baik dan selalu diperiksa setiap periode. Tatapi kadangkadang pengecekan perangkat computer dilakukan oleh pihak dari luar perusahaan, karena itu perlu dilakukan pengendalian untuk mencegah petugas pengecek perangkat komputer memperoleh data secara tidak sah. Untuk itu sebaiknya data yang penting, tidak diolah saat petugas pengecek perangkat komputer dari luar perusahaan sedang bekerja, dan saat melakukan pekerjaaannya sebaiknya selalu diawasi oleh karyawan bagian EDP.

b. Pengendalian perangkat lunak
Perangkat lunak sistem operasi dan perangkat lunak sistem yang lain biasanya
dikembangkan oleh perusahaan atau pabrik komputer dan pembuat perangkat lunak. Biasanya perusahaan pemakai computer membeli perangkat lunak semacam itu sebagai suatu paket, sehingga dapat diasumsikan bahwa pengendalian perangkat lunak melekat (built in software control) seperti halnya pengendalian perangkat keras melekat (built in hardware control-)nya sudah mencukupi. Asumsi ini tidak berlaku jika telah dibuat perubahan atau modifikasi terhadap perangkat lunak sistem tersebut.

II.5. Pengendalian Penggunaan Komputer, Fasilitas SI dan Datanya.
Pengendalian keamanan tidak hanya mencakup perlindungan sehari-hari terhadap komputer dan perangkat lunaknya, tetapi juga meliputi integritas data, kerahasiaan data, pengamanan semua fasilitas fisik dan pencegahan kerugian akibat kerusakan data.


Pengendalian keamanan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pengendalian keamanan data dan pengendalian fasilitas fisik.
a. Pengendalian Keamanan Data
Pengendalian keamanan data meliputi:
• Penggunaan Data Log
• Proteksi File
• Pembatasan Akses Data
• Data Back-Up dan Recovery

Penggunaan Data Log
Agenda (log) dapat digunakan pada proses pengolahan data untuk memonitor, mencatat dan mengidentifikasikan data. Kumpulan data yang akan dimasukkan ke departemen. PDE seharusnya dicatat lebih dahulu oleh data control group. File dan program yang dibutuhkan pada operasi pengolahan data juga harus dicatat oleh librarian. Dengan demikian segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perubahan data dapat diketahui, diidentifikasi dan dilacak. Disamping data log dapat juga dipergunakan transaction log, yaitu suatu file yang akan berisi nama-nama pemakai komputer, tanggal, jam, tipe pengolahannya, lokasinya dan lain sebagainya yang perlu diketahui. Hal-hal penggunaan komputer yang mencurigakan dapat dilacak dari rekaman file transaction log tersebut.

Proteksi File
Beberapa teknik telah tersedia untuk menjaga file dari penggunaan yang tidak benar yang dapat menyebabkan rusak atau tergantinya data dengan nilai yang tidak benar, diantaranya adalah :
• Cincin proteksi pita magnetik.
Cincin ini digunakan pada pita magnetik yang dapat memproteksi pita magnetik dari data yang lama jika tertindih dengan data rekaman baru sehingga data sebelumnya tidak hilang.
• Label file eksternal.
Label file eksternal merupakan tempelan label kertas yang dilekatkan pada simpanan luar untuk menunjukkan isi dari simpanan tersebut, sehingga tidak akan salah mengambilnya.
• Read only memory.
Read only memory adalah alat simpanan luar dimana data yang tersimpan didalamnya hanya dapat dibaca saja. Data yang telah tersimpan didalamnya tidak dapat diubah oleh instruksi-instruksi program yang dibuat oleh pemakai. Contohnya CD-ROM.

Pembatasan Akses Data
Pengaksesan data oleh yang tidak berhak biasanya dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, karena itu pengaksesan harus dibatasi hanya untuk orang-orang yang berhak saja. Pembatasan pengaksesan dapat dilaksanakan dengan cara :
• Isolasi Fisik.
Data yang penting dapat secara fisik diisolasi dari penggunaan personil-personil yang tidak berhak. Data tersebut dapat secara terpisah dijaga oleh librarian. Bila operator membutuhkannya bisa meminta kepada librarian dan segera dikembalikan jika operasi telah selesai.
• Otorisasi dan Identifikasi.
Tiap-tiap personil yang berhak mengakses data dan telah diotorisasi diberi pengenal (identifikasi) tertentu berupa kode-kode untuk mengakses data. Kode-kode ini disebut dengan password. Terminal komputer akan menanyakan password setiap kali data akan diakses. Password yang tidak dikenal akan ditolak oleh komputer.
• Pembatasan Pemakaian.
Mereka yang telah mendapat otorisasi mengakses data dengan menggunakan password tertentu harus dibatasi terhadap penggunaan hanya untuk keperluan mereka saja. Data lain yang tidak diperlukan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak dapat diakses. Dengan demikian mereka tidak dapat mengakses data lain yang bukan haknya.
• Encryption.
Encryption dilakukan dengan meletakkan suatu alat pengkode pada awal jalur transmisi data, yang akan merubah data asli kedalam bentuk teks sandi rahasia. Pada ujung akhir jalur transmisi diletakkan decryption device yang akan berfungsi merubah kembali teks sandi rahasia ke data asli.
• Pemusnahan.
Data-data yang sudah tidak terpakai dimusnahkan untuk pengendalian keamanan data, termasuk karbon-karbon dan laporan-laporan bekas.

Data back up dan recovery
Pengendalian ini diperlukan untuk berjaga-jaga bila file atau database mengalami kerusakan, kehilangan atau kesalahan data. Back up adalah salinan dari file atau database, sedang recovery adalah file atau database yang telah dibetulkan dari kesalahan, kehilangan atau kerusakan datanya. Ada beberapa strategi untuk melakukan back up dan recovery, yaitu :
• Strategi Grandfather-Father-Son.
Biasanya strategi ini digunakan untuk file yang disimpan di media simpanan luar pita magnetik. Strategi ini dilakukan dengan menyimpan tiga generasi file induk bersama-sama dengan file transaksinya.
• Strategi Pencatatan Ganda (Dual Recording).
Strategi ini dilakukan dengan menyimpan dua buah salinan database yang lengkap secara terpisah dan menyesuaikan keduanya secara serentak. Jika terjadi kegagalan transaksi dalam perangkat keras dapat digunakan alat pengolah kedua yang akan menggantikan fungsi alat pengolah utama jika mengalami kerusakan. Jika alat pengolah utama tidak berfungsi, secara otomatis program akan dipindah (men-switch) ke alat pengolah kedua dan database kedua menjadi database utama. Strategi dual recording ini sangat tepat untuk aplikasiaplikasi yang databasenya tidak boleh terganggu dan selalu siap. Tetapi hal yang harus dipertimbangkan adalah biayanya, karena harus menggunakan dua buah alat pengolah dan dua buah database.
• Strategi Dumping.
Dumping dilakukan dengan menyalin semua atau sebagian dari database ke media back up yang lain (berupa pita magnetik dan disket). Dengan strategi ini rekonstruksi dilakukan dengan merekam kembali (restore) hasil dari dumping ke database di simpanan luar utama dan mengolah transaksi terakhir yang sudah mempengaruhi database sejak proses dumping berakhir.

b. Pengendalian keamanan fasilitas fisik.
Pengendalian keamanan fasilitas fisik meliputi :
• Perlindungan fisik
• Pembatasan pengaksesan fisik
• Asuransi


Perlindungan fisik, yaitu dengan mengatur lokasi fisik dan menerapkan alat-alat pengaman. Pengaturan lokasi fisik ruang komputer dapat berupa :
• Lokasi yang jauh dari hal-hal yang menganggu operasi pengolahan data, misalnya pangkalan udara, radar, gelombang microwave, lalu lintas yang padat, dan sebagainya.
• Ruang komputer terletak pada gedung yang terpisah. Dengan demikian pengawasan akan lebih mudah dilakukan. Bila hal ini tidak mungkin dilakukan, ruang computer harus diletakkan pada ruangan dengan pertimbangan pertimbangan sebagai berikut:
a. Lokasi yang jauh dari jendela luar supaya tidak mudah dijangkau atau dimasuki dari luar
b. Tidak terletak pada lantai atas
c. Tidak terletak pada lorong yang dilalui orang bebas
d. Tidak terletak pada ruang bawah tanah
e. Tidak menyolok tempatnya
f. Tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas sebagai ruang komputer
• Tersedia fasilitas cadangan yang terpisah dari lokasi fasilitas utama sehingga bila terjadi sabotase tidak terkena keduaduanya, tetapi harus mudah dicapai dan cepat untuk menggantikan fasilitas utama.

Penggunaan alat-alat pengaman fisik dapat berupa :
• Saluran air yang baik yang dapat mencegah meluapnya air kedalam gedung bila terjadi banjir atau hujan lebat.
• Tersedianya alat pemadam kebakaran di tempat-tempat yang strategis dan mudah dijangkau bila terjadi kebakaran.
• Digunakan UPS (Uninteruptible Power System) untuk mengatasi bila arus listrik tiba-tiba terputus sehingga proses pengolahan data tidak terganggu dan dapat dilanjutkan atau dihentikan seketika. UPS berisi accu yang dapat menggantikan fungsi arus listrik terputus dan dapat tahan berjam-jam.
• Stabilizer untuk menghasilkan arus listrik.
• Pemakaian AC (Air Conditioning) untuk mengatur temperatur ruangan. Temperatur yang ideal ini berkisar antara 10C s/d 35C.
• Dipasang alat pendeteksi kebakaran atau bila timbul asap yang merupakan tandatanda mulai terjadi kebakaran.


Pembatasan pengaksesan fisik, dilakukan dengan jalan
• Penempatan petugas satpam pada tempattempat yang strategis dan lokasi-lokasi yang penting untuk mengawasi orang yang lalu lalang.
• Pengisian agenda kunjungan, sehingga bila terjadi ketidak beresan dapat dilacak pelakunya dari buku agenda tersebut.
• Penggunaan tanda pengenal yang dilekati foto.
• Penggunaan sirkuit elektronik yang dapat membuka pintu secara otomatis bila digunakan kartu pengenal yang berupa kode-kode tertentu.
• Penggunaan CCTV (closed circuit television) untuk memantau kegiatan yang dilakukan di ruang-ruang penting.
• Penggunaan pengracik kertas untuk menghancurkan laporan-laporan dan karbon-karbon yang sudah tidak terpakai.
• Tersedianya pintu-pintu darurat satu arah guna mengamankan manusia dan harta kekayaan didalam ruang pada keadaan tertentu.

Asuransi
Asuransi untuk fasilitas fisik komputer, file program, dan data. Sesungguhnya asuransi adalah usaha perlindungan, karena tidak mencegah terjadinya kerugian tetapi hanya mengkompensasikan sebagian kerugian.

BAB III PENUTUP

Sistem informasi akuntansi dalam perusahaan yang sudah didukung oleh teknologi informasi (SIA berbasis komputer) merupakan bagian dari sistem yang ada yang dapat memberikan informasi bagi semua tingkat manajemen, mulai dari manajemen tingkat atas (Top Level Management) seperti direktur dan Eksekutif, manajemen menengah (Midle Level Management) seperti kepala cabang, divisi serta manajemen tingkat bawah (Lower Level management) seperti mandor, supervisor.

Berikut ini beberapa keunggulan yang dimiliki oleh sistem informasi akuntansi yang didukung teknologi informasi (SIA berbasis komputer), yaitu:
a. Proses pengolahan data yang cepat
b. Memiliki tingkat akurasi informasi yang tinggi
c. Efesiensi sumberdaya manusia
d. Kemudahan akses informasi

Konsep e-Learning

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Dulu mungkin kita berpikir bahwa kegiatan belajar mengajar harus dalam ruang kelas. Dengan kondisi dimana guru atau dosen mengajar di depan kelas sambil sesekali menulis materi pelajaran di papan tulis. Beberapa puluh tahun yang lalu pun juga telah dikenal pendidikan jarak jauh. Walaupun dengan mekanisme yang boleh dibilang cukup ‘sederhana’ untuk ukuran sekarang, tetapi saat itu metode tersebut sudah dapat membantu orang-orang yang butuh belajar atau mengenyam pendidikan tanpa terhalang kendala geografis. Memang kita akui, sejak ditemukannya teknologi Internet, hampir ‘segalanya’ menjadi mungkin. Kini kita dapat belajar tak hanya anywhere, tetapi sekaligus anytime dengan fasilitas sistem e-Learning yang ada.
Untuk melihat dukungan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap kegiatan pembelajaran secara umum, terdapat beberapa istilah yang mirip, seperti: Distance Education, Distance Learning, Computer Mediated Learning, Computer Aided Instruction, dsb. Sehingga tak jarang terjadi tumpang tindih dalam penggunaan istilah tersebut. Tulisan ini sengaja menggunakan istilah e-Learning karena cakupan pengertian yang lebih umum digunakan dan juga menekankan aspek penggunaan TIK dalam memfasilitasi kegiatan pembelajaran kapan saja, dimana saja.
Berikut adalah pengertian dari beberapa istilah tersebut:
1. Distance Learning, yaitu instructional delivery yang tidak mengharuskan siswa untuk hadir secara fisik pada tempat yang sama dengan pengajar (Ornager, UNESCO, 2003).
2. Distance Education, yaitu model pembelajaran dimana siswa berada di rumah atau kantor mereka dan berkomunikasi dengan dosen maupun dengan sesama mahasiswa melalui e-mail, forum diskusi elektronik, videoconference, serta bentuk komunikasi lain yang berbasis komputer (Webopedia, 2003).
3. E-Learning, yaitu proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan TIK (Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic Center, 2003).

Dari segi infrastruktur, bila yang kita butuhkan dari sistem e-Learning adalah sebatas aplikasi tutorial yang cukup kita install per PC, kita hanya perlu komputer yang stand alone. Sebaliknya bila sistem yang kita inginkan benar-benar punya akses kapan saja- dimana saja, maka kita butuh infrastruktur Internet, baik wireless maupun tidak. Karakteristik sistem yang terakhir biasa disebut web-based e-Learning. Sedangkan dari segi perkembangan maupun penggunaan, memang kita kalah ‘cepat’ dengan apa yang telah dicapai di luar negeri. Hal tersebut tak dapat dipungkiri mengingat berbagai kendala yang kita hadapi di dalam negeri, salah satunya adalah masalah digital divide.
Dari beberapa sistem e-Learning yang dikembangkan, secara umum kita dapat membagi berdasarkan sifat interaktivitasnya menjadi 2 (dua) kelompok:
Pertama, sistem yang bersifat statis. Pengguna sistem ini hanya dapat men-download bahan-bahan belajar yang diperlukan. Sedangkan dari sisi administrator, ia hanya dapat meng-upload file-file materi. Pada sistem ini memang suasana belajar yang sebenarnya tak dapat dihadirkan, misalnya jalinan komunikasi. Sistem ini cukup berguna bagi mereka yang mampu belajar otodidak dari sumber-sumber bacaan yang disediakan dalam sistem ini, baik yang berformat HTML, PowerPoint, PDF, maupun yang berupa video. Kalaupun digunakan, sistem ini berfungsi untuk menunjang aktivitas belajar-mengajar yang dilakukan secara tatap muka di kelas.
Kedua, sistem yang bersifat dinamis. Fasilitas yang ada pada sistem ini lebih bervariasi dari apa yang ditawarkan sistem pertama. Pada sistem kedua ini, fasilitas seperti forum diskusi, chat, e-mail, alat bantu evaluasi pembelajaran, manajemen pengguna.
Manajemen materi elektronis sudah tersedia. Sehingga pengguna mampu belajar dalam lingkungan belajar yang tidak jauh berbeda dengan suasana kelas. Sistem kedua ini dapat digunakan untuk membantu proses transformasi paradigma pembelajaran dari teacher-centered menuju student-centered. Bukan lagi pengajar yang aktif memberikan materi atau meminta mahasiswa bertanya mengenai sesuatu yang belum dipahami, tetapi disini mahasiswa dilatih untuk belajar secara kritis dan aktif. Sistem e-Learning yang dikembangkan dapat menggunakan pendekatan metode belajar kolaboratif (collaborative learning) maupun belajar dari proses memecahkan problem yang disodorkan (problem-based learning).
Pembelajaran elektronik atau e-learning merupakan salah satu pendekatan dalam proses pengajaran dan pembelajaran (P&P) yang menggunakan teknologi web dan Internet bagi menyokong proses P&P konvensional. bahwasanya menawarkan berbagai peluang tambahan untuk membantu proses P&P dan seterusnya menghasilkan
satu pengajaran yang lebih berkesan dan suasana pembelajaran yang lebih bermakna.
Fasilitas e-learning ini disediakan sebagai alat bantu perkuliahan untuk meningkatkan layanan dosen kepada mahasiswa.
Fasilitas e-learning ini menggunakan sebuah perangkat lunak open source (OSS) dari MOODLE (moodle.org) dan kemudian di modify sedemikian rupa sehingga sesuai dengan karakter perkuliahan di Fakultas Teknik Undip. MOODLE memanfaatkan Sistem LAMP (LINUX, APACHE, MySQL, PHP).
I.2 Tujuan Penulisan
1. Sebagai salah satu syarat untuk LULUS pada Mata Kuliah Sosioteknologi pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Sains Dan Teknologi UIN SUSKA RIAU.
2. Meningkatkan minat dan seterusnya kefahaman pelajar terhadap mata pelajaran yang diikuti
3. Menyediakan kemudahan yang membolehkan pelajar belajar mengikut keperluan, kemampuan dan gaya pembelajaran yang digemari.
4. Mendedahkan pelajar kepada peluang pembelajaran tanpa batasan.
5. Menggalakkan pelajar lebih berdikari serta mampu berfikir dengan lebih kritis dan kreatif.

I.3 Cara pengumpulan Data

Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan cara mengumpulkan keterangan dan data yang berhubungan dengan isi makalah yang terdiri dari berbagai buku maupun tulisan lain dari berbagai sumber yang membahas tentang permasalahan dari makalah ini.


BAB II
PEMBAHASAN
Pembelajaran elektronik atau e-Learning telah dimulai pada tahun 1970-an (Waller and Wilson, 2001). Berbagai istilah digunakan untuk mengemukakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran elektronik, antara lain adalah: on-line learning, internet-enabled learning, virtual learning, atau web-based learning. Dalam kaitan ini, yang diperlukan adalah kejelasan tentang kegiatan belajar yang bagaimanakah yang dapat dikatakan sebagai e-Learning? Apakah seseorang yang menggunakan komputer dalam kegiatan belajarnya dan melakukan akses berbagai informasi (materi pembelajaran) dari Internet, dapat dikatakan telah melakukan e-Learning?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut di atas, ilustrasi berikut ini mungkin akan dapat membantu memperjelas pengertian tentang e-Learning (Newsletter of ODLQC, 2001).
Ada seseorang yang membawa laptop ke sebuah tempat yang berada jauh di gugusan kepulauan kecil yang terpencil. Dari tempat yang sangat terpencil ini, orang tersebut mulai menggunakan laptop-nya dan melakukan akses terhadap berbagai materi program pelatihan yang tersedia. Tidak ada layanan bantuan belajar dari tutor maupun dukungan layanan belajar bentuk lainnya. Dalam konteks ini, apakah orang tersebut dapat dikatakan telah melaksanakan e-learning? Jawabannya adalah TIDAK. Mengapa? Karena yang bersangkutan di dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukannya tidak memperoleh layanan bantuan belajar dari tutor maupun layanan bantuan belajar lainnya. Bagaimana kalau yang bersangkutan mempunyai telepon genggam dan kemudian berhasil menggunakannya untuk menghubungi seorang tutor? Apakah dalam konteks yang demikian ini dapat dikatakan bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan e-Learning? Jawabannya adalah YA.
Dari ilustrasi tersebut di atas, setidak-tidaknya dapat ditarik 3 (tiga) hal penting sebagai persyaratan kegiatan belajar elektronik (e-Learning), yaitu: (a) kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan jaringan (jaringan dalam uraian ini dibatasi pada penggunaan internet. Jaringan dapat saja mencakup LAN atau WAN). (Website eLearners.com), (b) tersedianya dukungan layanan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh peserta belajar, misalnya CD-ROM, atau bahan cetak, dan (c) tersedianya dukungan layanan tutor yang dapat membantu peserta belajar apabila mengalami kesulitan.
Di samping ketiga persyaratan tersebut di atas masih dapat ditambahkan persyaratan lainnya, seperti adanya: (a) lembaga yang menyelenggarakan/mengelola kegiatan e-Learning, (b) sikap positif dari peserta didik dan tenaga kependidikan terhadap teknologi komputer dan internet, (c) rancangan sistem pembelajaran yang dapat dipelajari/diketahui oleh setiap peserta belajar, (d) sistem evaluasi terhadap kemajuan atau perkembangan belajar peserta belajar, dan (e) mekanisme umpan balik yang dikembangkan oleh lembaga penyelenggara.
Dengan demikian, secara sederhana dapatlah dikatakan bahwa pembelajaran elektronik (e-Learning) merupakan kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan jaringan (Internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya (Brown, 2000; Feasey, 2001). Dalam uraian lebih lanjut, istilah e-Learning, online learning atau pembelajaran elektronik akan digunakan secara bergantian namun tetap dengan pengertian yang sama seperti yang telah dikemukakan.
II.1 Fungsi Pembelajaran Elektronik
Setidaknya ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi) (Siahaan, 2002).
1.Suplemen (Tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
2. Komplemen (Pelengkap)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional.
Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas.
Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
3. Substitusi (Pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih mahasiswa tidak menjadi masalah dalam penilaian. Karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat membantu mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya.
II.2 Manfaat e-Learning
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun antara sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik. Guru atau instruktur dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk diakses oleh para peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru/instruktur dapat pula memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu tertentu pula (Website Kudos, 2002).
Secara lebih rinci, manfaat e-Learning dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru:
1. Dari Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Peserta didik juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat. Dengan kondisi yang demikian ini, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Adapun fasilitas infrastruktur tidak hanya tersedia di daerah perkotaan tetapi telah menjangkau daerah kecamatan dan pedesaan, maka kegiatan e-Learning akan memberikan manfaat (Brown, 2000) kepada peserta didik yang :
1. Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.
2. Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk mempelajarii materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orangtuanya, seperti bahasa asing dan keterampilan di bidang computer.
3. Merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang berada di luar negeri.
4. Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2. Dari Sudut Guru/Dosen
Dengan adanya kegiatan e-Learning (Soekartawi, 2002a,b), beberapa manfaat yang diperoleh guru/dosen/instruktur antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur dapat:
1. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung-jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
2. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
3. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur juga dapat mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
4. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari topik tertentu, dan (5) memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Sedangkan manfaat pembelajaran elektronik menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi. Mengapa?
Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasi oleh beberapa peserta didik yang cepat tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran elektronik. Peserta didik yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas (Loftus, 2001).
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan guru/instruktur.
Peserta didik tidak terikat ketat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya pada pendidikan konvensional. Dalam kaitan ini, Universitas Terbuka Inggris telah memanfaatkan internet sebagai metode/media penyajian materi. Sedangkan di Universitas Terbuka Indonesia (UT), penggunaan internet untuk kegiatan pembelajaran telah dikembangkan. Pada tahap awal, penggunaan internet di UT masih terbatas untuk kegiatan tutorial saja atau yang disebut sebagai tutorial elektronik (Anggoro, 2001).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan.
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah. Di samping itu, penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari peserta didik maupun atas hasil penilaian guru/dosen/ instruktur selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu dikuasai terlebih dahulu oleh guru/dosen/instruktur yang akan mengembangkan bahan belajar elektronik. Demikian juga dengan pengelolaan kegiatan pembelajarannya sendiri. Harus ada komitmen dari guru/dosen/ instruktur yang akan memantau perkembangan kegiatan belajar peserta didiknya dan sekaligus secara teratur memotivasi peserta didiknya.
II.3 Penyelenggaraan e-Learning
E-learning tampaknya lebih banyak digunakan di dunia bisnis. Dari penelitian yang dilaksanakan oleh Diane E. Lewis pada tahun 2001 (Lewis, 2002) diketahui bahwa sekitar 42% dari 671 perusahaan yang diteliti telah menerapkan program pembelajaran elektronik dan sekitar 12% lainnya berada pada tahap persiapan/perencanaan. Di samping itu, sekitar 90% kampus perguruan tinggi nasional juga mengandalkan berbagai bentuk pembelajaran elektronik, baik untuk membelajarkan para mahasiswanya maupun untuk kepentingan komunikasi antara sesama dosen. Kemajuan yang demikian ini sangat ditentukan oleh sikap positif masyarakat pada umumnya, pimpinan perusahaan, peserta didik, dan tenaga kependidikan pada khususnya terhadap teknologi komputer dan internet. Sikap positif masyarakat yang telah berkembang terhadap teknologi komputer dan internet antara lain tampak dari semakin banyaknya jumlah pengguna dan penyedia jasa internet.
Peningkatan jumlah pengguna internet sangat menakjubkan di berbagai Negara, terutama di lingkungan negara-negara berkembang. Alexander Downer, Menteri Luar negeri Australia, mengemukakan bahwa jumlah pengguna internet dalam kurun waktu 1998-2000 meningkat dari 1,7 juta menjadi 9,8 juta orang (Brazil), dari 3,8 juta menjadi 16,9 juta orang (China), dan dari 3.000 menjadi 25.000 orang (Uganda) (Downer, 2001).
Selain sikap positif peserta didik dan tenaga kependidikan, alasan/pertimbangan lain untuk menggunakan e-Learning, di antaranya adalah karena:
(a) harga perangkat komputer yang semakin lama semakin relatif murah (tidak lagi diperlakukan sebagai barang mewah),
(b) peningkatan kemampuan perangkat komputer yang mampu mengolah data lebih cepat dan kapasitas penyimpanan data yang semakin besar;
(c) memperluas akses atau jaringan komunikasi,
(d) memperpendek jarak dan mempermudah komunikasi,
(e) mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.
Mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan di bidang pengembangan dan pengelolaan kegiatan pembelajaran elektronik menjadi faktor yang sangat menentukan di samping pengadaan fasilitas komputer dan akses internet. Perkembangan yang terjadi dewasa ini adalah mudahnya menjumpai tempat-tempat untuk mengakses internet seiring dengan meningkatnya jumlah Warung Internet (Warnet), baik milik pemerintah maupun publik.
Penyediaan fasilitas internet melalui PT Pos Indonesia telah masuk ke-116 kota di seluruh Indonesia (Hardhono, 2002). Keberadaan berbagai perguruan tinggi di kabupaten/kota turut mempercepat peningkatan jumlah pengguna internet. Demikian juga halnya dengan jumlah institusi penyelenggara kegiatan pembelajaran elektronik, yaitu tercatat sekitar 150 institusi penyelenggara perkuliahan elektronik untuk program sarjana muda dan 200 institusi untuk program sarjana (Pethokoukis, 2001).
Sejalan dengan perkembangan kemajuan teknologi komputer dan internet, Amerika Serikat menetapkan satu strategi nasional yang berfokus pada pemanfaatan teknologi pendidikan, yaitu khusus mengenai “akses para siswa dan guru ke internet. Penggunaan broadband access menjadi standar yang baru. Sebagai tindak lanjutnya, Concord Consortium™ Virtual High School merintis penyelenggaraan Virtual High School pada tahun 1997.
Pada awalnya, Virtual High School hanya diikuti oleh 28 sekolah. Kemudian, berkembang sehingga mencakup 150 sekolah dengan jumlah siswa lebih 3.000 orang yang tersebar di 30 negara bagian dan di 5 negara asing (Brown, 2000). Sedangkan Virtual High School di Ontario, Kanada, memulai kegiatannya pada tahun 1996 dengan 1.000 siswa. Dalam pengembangannya, telah dijalin kerjasama dengan berbagai Dewan Sekolah di Amerika Utara dan di berbagai negara lainnya (Brown, 2000).
Dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran elektronik, guru/dosen/instruktur merupakan faktor yang sangat menentukan dan keterampilannya memotivasi peserta didik menjadi hal yang krusial (Gibbon, 2002). Karena itu, guru/dosen/instruktur haruslah bersikap transparan menyampaikan informasi tentang semua aspek kegiatan pembelajaran sehingga peserta didik dapat belajar secara baik untuk mencapai hasil belajar yang baik. Informasi yang dimaksudkan di sini mencakup (a) alokasi waktu untuk mempelajari materi pembelajaran dan penyelesaian tugas-tugas, (b) keterampilan teknologis yang perlu dimiliki peserta didik untuk memperlancar kegiatan pembelajarannya, dan (c) fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran (Rankin, 2002).
Di samping hal-hal tersebut di atas, para guru/dosen/instruktur dalam pembelajaran elektronik juga dituntut aktif dalam diskusi (McCracken, 2002), misalnya dengan cara:
a. merespons setiap informasi yang disampaikan peserta didik.
b. menyiapkan dan menyajikan risalah dan berbagai sumber (referensi) lainnya.
c. memberikan bimbingan/dorongan kepada peserta untuk saling berinteraksi.
d. memberikan umpan balik secara individual dan berkelanjutan kepada semua peserta didik,
e. menggugah/ mendorong peserta didik agar tetap aktif belajar dan mengikuti diskusi
f. membantu peserta didik agar tetap dapat saling berinteraksi

BAB III
PENUTUP
Pembelajaran e-learning saat ini sudah banyak diterapkan di berbagai institusi, khususnya di perguruan tinggi. Pemanfaatan e-Learning dapat meningkatkan kompetensi siswa didik sehingga dapat belajar secara mandiri dan memanfaatkan semua sumber daya yang ada terutama jaringan INTERNET juga dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Hal ini terjadi karena pengembangan digital content akan dilakukan secara terus menerus.
Dengan disokong oleh kecanggihan sistem rangkaian seperti Internet dan Intranet serta teknologi digital, konsep e-learning seperti web portal, dan on-line jarak jauh seharusnya dimanfaatkan secara bersungguh-sungguh oleh semua pihak. Adalah diharapkan dengan adanya konsep e-learning ini, mutu pendidikan negara akan meningkat dan juga produktiviti bagi sesebuah organisasi akan bertambah baik menerusi latihan dalaman seperti IBM Corporation. Secara tidak langsung visi negara dalam usaha menambahkan kadar celik IT sedikit sebanyak akan berjaya dalam tempoh terdekat ini. Kaedah e-learning ini seharusnya diperkenalkan secara lebih meluas bermula dari peringkat sekolah rendah bagi memupuk pelajar khasnya kanak-kanak mencintai ilmu pengetahuan disamping merangsang minat mereka untuk belajar.

III.1 Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian diatas terlihat bahwa sarana ini merupakan sarana yang sangat mendukung untuk menambah waktu yang berkualitas dalam perkuliahan.
2. Sarana e-learning ini hanya sebagai alat bantuperkuliahan, tidak untuk mengganti kelas tatap muka

III.2 Saran
Sarana e-learning ini sangat positif sekali untuk dikembangkan dengan layanan yang lain seperti media komunikasi dalam format video atau voice.

ERP - Enterprise Resource Planning

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Berkembangnya ERP ( Enterprise Resource Planning )
ERP berkembang dari ( Manufacturing Resource Planning ) MRP II dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi dari ( Material Requirement Planning ) MRP yang berkembang sebelumnya. Sistem ERP secara modular biasanya mengangani proses manufaktur, logistik, distribusi, persediaan ( inventory ), pengapalan, invoice dan akunting perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen persediaan, manajemen kualitas dan sumber daya manusia.
Karakter Sistem
ERP sering disebut sebagai “ Back Office System ” yang mengindikasikan bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan “ Front Office System ” yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk ( E – Commerce ), ( Customer Relationship Management ) CRM, E – Government dan lain-lain.
Meskipun dihalangi oleh biaya investasi yang besar, banyak perusahaan di dunia termasuk Indonesia seperti berlomba – lomba untuk mengadopsi sistem informasi ini. Hal ini karena paket software ERP yang diimplementasikan secara baik akan menghasilkan return terhadap investasi yang layak dan dalam waktu cepat.
ERP mengambil alih tugas rutin dari personel sehingga memberikan kesempatan kepada sumber daya manusia perusahaan untuk berkonsentrasi dalam penanganan masalah yang kritis dan berdampak jangka panjang. ERP juga membawa dampak cost efficiency yang signifikan dengan adanya integrasi dan monitoring yang berkelanjutan terhadap performance organisasi. Pendeknya, ERP bukan hanya suatu software semata, namun suatu solusi terhadap permasalahan informasi dalam organisasi.
Selanjutnya, ERP ( Enterprise ResourcePlanning ) muncul belakangan. ERP adalah kemasan bisnis software yang mengatur seluruh dasar bisnis dalam perusahaan manufactur dalam suatu lingkungan yang sama. Area bisnis yang dilingkup oleh ERP adalah:
a. Akuntansi keuangan,
b. Akuntansi pengendalian,
c. Penjualan, Manajemen material,
d. Pembelian, Perencanaan produksi,
e. Manajemen sumberdaya manusia, dan sebagainya.
Dan semua aplikasi bisnis dapat dinyatakan dalam sebuah komputer kecil ( Unix machine, atau Windows NT Machine ) sama dengan komputer mainframe IBM pada tahun 1980-an. Dan pelanggan dapat dengan mudah membiasakan dirinya dengan sistem ini dalam praktek bisnisnya. Data antara setiap bagian dalam perusahaan dapat menjadi transparan. Hal ini membuat supply chain dalam suatu perusahaan dapat menjadi lebih sederhana dan efisien. Apa yang telah dikemukakan diatas, merupakan kegiatan yang memfokuskan pada satu

1.2 Sejarah SCM dan IT dalam Industri Manufactur
Dalam lingkungan manufaktur, perbaikan terhadap produktivitas mengalami pembenahan terus – menerus dan hal itu telah menjadi isu besar bagi setiap orang. Sejak computer ditemukan dan digunakan secara luas dalam industri perdagangan, IT telah menyodorkan berbagai macam solusi dalam rangka perbaikan tingkat produktivitas. Sekitar 30 tahun lampau MRP ( Material Requirement Planning / Perencanaan Permintaan Barang ) hadir di dunia. Inilah awal mulanya komputer menambah sistem perencanaan guna mendukung bidang manufaktur. MRP telah berkembang begitu pesat di seluruh dunia dan pada setiap industri manufaktur sebagaimana computer berkembang menjadi populer. Penagihan atas barang yang sebelumnya dilakukan dengan menggunakan kertas, kini semuanya dilakukan secara digital dan ditayangkan dalam computer sehingga bisa diperhitungkan berapa jumlah barang untuk memenuhi perencanaan produksi atas produk akhir. Setelah penggunaan MRP menjadi populer metode itu sendiri mengalami pembenahan secara bertahap dengan perubahan nama seperti MRP II (Manufactur Resource Planning), CIM (Computer Integrated Manufacturing), ERP (Enterprise Resource Planning), etc. Ini semua dilakukan dalam rangka memperbaiki computing power dari hardware dan IT Technology. Dalam MRP II kapasitas manufactur dipertimbangkan dalam perencanaan produksi oleh karena itu berbagai ekses yang berkaitan dengan masalah penyediaan produk yang terjadi dibawah MRP dengan suatu perencanaan yang besar dapat dihindari.








BAB II
ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

2.1 Latar Belakang Memilih ERP ( Enterprise Resource Planning )
Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa menjadi mimpi buruk yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil di perusahaan yang lain Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yang tepat Bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrim, evaluasi pilihan ERP menghasilkan rekomendasi untuk tidak membeli ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang ada.
Tidak ada ‘keajaiban’ dalam ERP software. Keuntungan yang didapat dari ERP adalah hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif. Tidak ada software atau sistem informasi yang bisa menutupi business strategy yang cacat dan business process yang ‘parah’. Secara singkat, tidak semua ERP sama kemampuannya dan memilih ERP tidaklah mudah ( paling tidak, tidaklah sederhana ), dan memilih ERP yang salah akan menjadi bencana yang mahal.

2.2 Definisi ERP ( Enterprise Resource Planning )
Enterprise Resource Planning ( ERP ) dapat didefinisikan sebagai software information system berbasis komputer yang dirancang untuk mengolah dan memanipulasi suatu transaksi di dalam organisasi dan menyediakan fasilitas perencanaan, produksi dan pelayanan konsumen yang real-time dan terintegrasi. ( O'Leary, 2000 )

2.3 Karakteristik Sistem ERP ( Enterprise Resource Planning )
Secara Khusus, sistem ERP dapat dikatakan mempunyai karakteristik sebagai berikut ( O'Leary, 2000 ):
• Dirancang sebagai software bertipe client – server
• Mengintegrasikan sebagian besar atau mayoritas proses bisnis dalam organisasi
• Mampu mengolah sebagian besar transaksi yang terjadi dalam perusahaan
• Menggunakan enterprise – wide database
• Data dapat diakses secara real – time
• Mampu mengintegrasikan perencanaan dan eksekusi transaksi



Beberapa alasan bagi perusahaan untuk mengimplementasikan ERP adalah ( O'Leary, 2000 ):
• ERP mengitegrasikan aktivitas perusahaan
• ERP memberikan kesempatan untuk mengadopsi best practice
• ERP memberikan kemampuan standarisasi dalam organisasi
• ERP menghindarkan terjadinya information asymetry
• ERP menyediakan informasi secara real-time dan on – line
• ERP memberikan keleluasaan untuk mengakses data perencanaan dan controlling secara simultan
• ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi di dalam satu perusahaan
• ERP memberikan fasilitas komunikasi dan kolaborasi antar perusahaan

2.4 Keuntungan Penggunaan ERP
• Integrasi data keuangan
Untuk mengintegrasikan data keuangan sehingga top management bisa melihat dan mengontrol kinerja keuangan perusahaan dengan lebih baik
• Standarisasi Proses Operasi
Menstandarkan proses operasi melalui implementasi best practice sehingga terjadi peningkatan produktivitas, penurunan inefisiensi dan peningkatan kualitas produk
• Standarisasi Data dan Informasi
Menstandarkan data dan informasi melalui keseragaman pelaporan, terutama untuk perusahaan besar yang biasanya terdiri dari banyak business unit dengan jumlah dan jenis bisnis yg berbeda-beda
• Keuntungan yg bisa diukur
 Penurunan inventori
 Penurunan tenaga kerja secara total
 Peningkatan service level
 Peningkatan kontrol keuangan
 Penurunan waktu yang di butuhkan untuk mendapatkan informasi



2.5 Syarat sukses memilih ERP ( Enterprise Resource Planning )
Syarat – syarat sukses dalam memilih ERP, sebagai berikut :
1. Knowledge
2. Experience
3. Selection Methodology
2.5.1 Knowledge
Knowledge adalah pengetahuan tentang bagaimana cara sebuah proses seharusnya dilakukan, jika segala sesuatunya berjalan lancar.
2.5.2 Experience
Experience adalah pemahaman terhadap kenyataan tentang bagaimana sebuah proses seharusnya dikerjakan dengan kemungkinan munculnya permasalahan.
“ Knowledge tanpa experience menyebabkan orang membuat perencanaan yang terlihat sempurna tetapi kemudian terbukti tidak bisa diimplementasikan ”. “ Experience tanpa knowledge bisa menyebabkan terulangnya atau terakumulasinya kesalahan dan kekeliruan karena tidak dibekali dengan pemahaman yang cukup ”.
2.5.3 Selection Methodology
Ada struktur proses seleksi yang sebaiknya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam memilih ERP. Proses seleksi tidak harus selalu rumit agar efektif, organized, focused dan simple. Proses seleksi ini biasanya berkisar antara 5 – 6 bulan sejak dimulai hingga penanda tanganan order pembelian ERP. Berikut ini adalah akivitas yg sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari proses pemilihan software ERP antara lain analisa strategi bisnis, analisa sumber daya manusia, analisa infrastruktur dan analisa software.
 Analisa Business Strategy
a. Bagaimana ( competitive level|level kompetisi ) di pasar dan apa harapan dari customers ?
b. Adakah ( competitive advantage / keuntungan kompetitif ) yang ingin dicapai ?
c. Apa ( business strategy|strategi bisnis ) perusahaan dan objectives yang ingin dicapai ?
d. Bagaimana ( business process|proses bisnis ) yang sekarang berjalan vs ( business process / proses bisnis ) yang diinginkan ?
e. Adakah proses bisnis yang harus diperbaiki ?
f. Apa dan bagaimana ( business priority / prioritas bisnis ) yang ada dan adakah ( action plan / rencana kerja ) yang disusun untuk mencapai objektif dan prioritas tersebut ?
g. Business target seperti apa yang harus dicapai dan kapan ?
 Analisa People
a. Bagaimana komitment top management terhadap usaha untuk implementasi ERP ?
b. Siapa yang akan mengimplementasikan ERP dan siapa yang akan menggunakannya ?
c. Bagaimana komitmen dari tim implementasi ?
d. Apa yang diharapkan para calon user terhadap ERP ?
e. Adakah ERP champion yangg menghubungkan top management dengan tim?
 Analisa Infrastruktur
a. Bagaimanakah kelengkapan infrastruktur yang sudah ada ( overall networks, permanent office systems, communication system dan auxiliary system ) ?
b. Seberapa besar budget untuk infrastruktur ?
c. Apa infrastruktur yang harus disiapkan ?
 Analisa Software
a. Apakah software tersebut cukup fleksibel dan mudah disesuaikan dengan kondisi perusahaan ?
b. Apakah ada dukungan service dari supplier, tidak hanya secara teknis tapi juga untuk kebutuhan pengembangan sistem di kemudian hari ?
c. Seberapa banyak waktu untuk implementasi yg tersedia ?
d. Apakah software memiliki fungsi yang bisa meningkatkan proses bisnis perusahaan ?









BAB III
IMPLEMENTASI ERP
( ENTERPRISE RESOURCE PLANNING )

3.1 Implementasi ERP
Berikut ini adalah ringkasan poin – poin yang bisa digunakan sebagai pedoman pada saat implementasi ERP sebagai berikut :
a. ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan, dan sangat penting untuk kelangsungan hidup perusahaan. Semua orang dan bagian yang akan terpengaruh oleh adanya ERP harus terlibat dan memberikan dukungan
b. ERP ada untuk mendukung fungsi bisnis dan meningkatkan produktivitas, bukan sebaliknya. Tujuan implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing perusahaan
c. Pelajari kesuksesan dan kegagalan implementasi ERP, jangan berusaha membuat sendiri praktek implementasi ERP. Ada metodologi tertentu untuk implementasi ERP yang lebih terjamin keberhasilannya.

3.2 Gagalnya ERP ( Enterprise Resource Planning )
Kegagalan ERP biasanya ditandai oleh adanya hal – hal sebagai berikut :
a. Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
b. Pre – implementation tidak dilakukan dengan baik
c. Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan pengembangannya
d. Orang-orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
e. Kurangnya komitmen top management
f. Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan ( analisa strategi bisnis )
g. Cacatnya proses seleksi software ( tidak lengkap atau terburu – buru memutuskan )
h. Kurangnya sumber daya ( manusia, infrastruktur dan modal )
i. Kurangnya ‘ buy in ’ sehingga muncul resistensi untuk berubah dari para karyawan
j. Kesalahan penghitungan waktu implementasi
k. Tidak cocoknya software dgn business process
l. Kurangnya training dan pembelajaran
m. Cacatnya project design & management
n. Kurangnya komunikasi
o. Saran penghematan yang menyesatkan
3.3 Software ERP ( Enterprise Resource Planning )
Beikut adalah software ERP yang saat ini beredar, baik yang berlisensi commercial maupun ( open source ) sebagai berikut :
a. Dynamics – Axapta
b. Compiere
c. ORACLE
d. JDE
e. BAAN
f. MFGPro
g. Protean
h. Magic
i. aLTiUs
j. SAP
k. Onesoft
l. IFS
m. ELLIPS
n. AGRESSO

















BAB IV
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ( SCM )

4.1 Komponen SCM ( Supply Chain Management ) dan Teknologi
Sistem SCM memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Aliran informasi bergerak sangat cepat dan akurat antara elemen jaringan supply chain seperti: Pabrik, Suppliers, Pusat distribusi, Konsumen, dan sebagainya).
b. Informasi bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk.
c. Setiap elemen dapat mengatur dirinya
d. Terjadi integrasi dalam proses permintaan dan penyelesaian produk
e. Kemampuan internet.

4.2 Peralatan fungsional yang dimiliki sistem SCM adalah:
a. Demand management/forecasting
Perangkat peralatan dengan menggunakan teknik – teknik peramalan secara statistik. Perangkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.
b. Advanced planning and scheduling
Suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan, jangka menengah dan panjang berikut keputusan – keputusan menyangkut sumber yang harus diambil dalam rangka melengkapi jaringan supply .
c. Transportation management
Suatu fungsi yang berkaitan dengan proses pendisitribusian produk dalam supply chain .
d. Distribution and deployment
Suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini, Vendor Managed Invetory dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.
e. Production planning
Perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf yang dinamis dan teknik yang optimal.
f. Available to – promise
Tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan kapasitas transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply .

g. Supply chain modeler
Perangkat dalam bentuk model yang dapat digunakan secara mudah guna mengarahkan serta mengontrol rantai supply. Melalui model ini, mekanisme kerja dari konsep supply chain dapat diamati.
h. Optimizer
The optimizer ibarat jantung dari sistem supply chain management. Dalamnya terkandung: linear & integer programming, non – linear programming, heuristics and genetic algorithm. Genetic algorithm adalah suatu computing technology yang mampu mencari serta menghasilkan solusi terbaik atas jutaan kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan.