Minggu, 20 Januari 2013

IBM Data Center, PureSystem, FlexSystem dan Bertuah

IBM Data Center, PureSystem, FlexSystem dan Bertuah Judulnya sungguh panjang dan membingungkan, sama bingungnya seperti para teknisi merakit sebuah atau beberapa server yang digabungkan menjadi satu kesatuan. Bertuah kali ini mendapat kesempatan untuk menjadi bingung (psssst jangan keras-keras ngebacanya) di ruang data center milik IBM pada tanggal 13 Desember 2012 lalu. Maaf... Lokasi tepatnya tidak akan disebutkan serta poto asli tidak akan dipublish demi keamanan para penyewa data center milik IBM tersebut. IBM Data Center, PureSystem, FlexSystem dan Bertuah Aku, selain mengatasnamakan kantor, juga mengatasnamakan Bertuah atas undangan dari IBM yang mana IBM baru saja meluncurkan produk baru mereka dengan nama PureSystem yang mengganti BladeSystem. PureSystem ini adalah produk server IBM yang sebagian komponennya telah di atur (pre-configure) demi kemudahan pemasangan di lokasi pembeli,. Inti utamanya adalah penggunaan "IBM Flex System Manager" yang bersama dengan "Pattern of Expertise" menjadikan sistem ini lebih otomatis ketika di atur (configure) dan kemudahan pengelolaannya (management). Pure-Flex System menggabungkan server, jaringan dan media penyimpanan data yang besar dalam satu rangkaian dengan kemudahan konfigurasi dan manajemen. Secara fisik, Flex System memiliki server atau beberapa server yang dipasang horizontal (kembali ke asalnya), dimana sebelumnya Blade System menggunakan server yang dipasang vertikal, sama seperti blade-server merek lain. Selain itu, 1 buah server Flex System lebih kecil dari 1 buah server Blade System. Walaupun umumnya sama-sama menggunaka server-rack ukuran 42U (lubang tingkatan) dengan panjang 110cm, tetapi jika menggunakan Flex System, rak server tersebut dapat menampung lebih banyak server. Pada kesempatan ini, kami dijelaskan (walau ga jelas-jelas amat) tentang PureSystem dengan FlexSystem di IBM Demo Room lantai 16 (nama gedung disamarkan). Untuk masuk gedung ini, keamanan sangat ketat. Tamu harus menjelaskan maksud kedatangannya, dan siapa yang akan ditemui. KTP harus ditinggalkan di bagian keamanan dan diganti dengan kartu identitas gedung. Untuk masuk ke lift harus melewati portal yang men-scan kartu identitas yang dibawa. Ketika berada di dalam lift, kartu kembali di scan untuk dapat memencet tombol nomor lantai yang dituju. Setelah mencapai lantai yang dituju dan keluar dari pintu lift, aku berhadapan lagi dengan pintu yang terkunci magnetis, dengan kata lain, kartu identitas yang kupegang harus discan lagi untuk membuka pintu tersebut. Beeeuuuuh... untung pintu WC ga pake cara ini. Khan kaco kalo dah kebelet harus scan kartu identitas. Dalam ruang demo, semua peralatan boleh dipotret. Nih 2 biji poto hasilnya (poto yang lain kusimpen aja ya) : [caption id="attachment_1451" align="aligncenter" width="499"]IBM data center Indonesia IBM Data Center Demo Room - Indonesia[/caption] Gambar di atas adalah Server-Rack 42U yang umum dipakai untuk menempatkan server. [caption id="attachment_1452" align="aligncenter" width="450"]Ibm Flex System - Front Ibm Flex System - Front[/caption] Gambar ini adalah ketika pintu Server-Rack tersebut dibuka dan nampaklah bagian depan dari IBM Flex System terdiri dari 8 server, beberapa storage kapasitas besar dan pengatur jaringan. Mengenai harga... sungguh menakjubkan, walau sebenarnya tergantung dari komponen-komponen apa saja yang akan dibeli. Nilainya bisa mencapai 2 milyar. Kemudian aku dan 2 orang undangan lain meminta untuk dapat masuk ke ruang data center IBM. Lama juga menunggu ijin diberikan. Setelah diijinkan, kami dipandu menuju lantai 18 (Demo Room di lantai 16). Seluruh ruangan lantai ini dipergunakan oleh IBM Data Center Indonesia untuk menempatkan server-server baik milik IBM sendiri maupun ruangan yang disewa oleh pihak lain (Co-location Data Center) yang dikelola IBM. Aku harus menukar alas kaki yang disediakan oleh pihak keamanan, kemudian di poto wajahku yang imut ini, baru diarahkan ke ruang "displaying" atau ruang monitoring umum. Lalu diarahkan ke ruangan yang lain yaitu ruang Data Recovery Center (DRC). Ruangan ini kosong karena hanya akan dipergunakan ketika terjadi bencana yang dapat merusak atau mengganggu operasional server IBM maupun server pihak lain yang dikelola IBM. Dari ruang DRC aku diarahkan ke ruang Data Center yang sebenarnya. Tapi... ternyata aku hanya diijinkan masuk sampai ke ruang kecil berdinding kaca yang memonitoring kegiatan server-server dalam data center. Jadi melihat peralatan dalam data center itu hanya dari balik dinding kaca saja. Data center itu sendiri terdiri dari 2 bagian yaitu yang berdinding kaca maupun berdinding GRC yang tidak nampak dari luar. Kedua jenis ruangan data center ini mempunyai perbedaan tingkat keamanan dan privasi pemilik server. Lantainya ditinggikan yang bagian bawahnya untuk dilalui jaringan listrik, sedangkan jaringan data melalui bagian atas server. Ini untuk menghindari distorsi listrik terhadap jaringan data. Semuanya dijaga selama 24 jam penuh tanpa libur. Link to the post: http://www.bertuah.org/2012/12/ibm-data-center-puresystem-flexsystem-dan-bertuah.htm Link to Bertuah.Org - Komunitas Blogger Pekanbaru: http://www.bertuah.org

Kamis, 12 November 2009

Memanfaatkan Kekuatan Informasi

"Knowledge is Power". Pepatah ini sudah sering kita dengar. Tapi, Bill Gates ternyata tidak sependapat. Menurut Bill Gates dalam bukunya Business @ the Speed of Thought, informasi yang di-share-lah yang memiliki kekuatan dahsyat, karena informasi ini telah berubah dari informasi pasif (yang hanya berada di kepala masing-masing orang, ataupun yang tersimpan dalam file) menjadi informasi aktif, yaitu informasi yang bisa memberi nilai tambah bagi kegiatan bisnis perusahaan. Lalu, bagaimana memanfaatkan kekuatan pengetahuan atau informasi yang ada untuk mendukung kesuksesan kita? Mungkin yang berikut perlu Anda simak.

Perubahan cepat di dunia bisnis mendorong perusahaan mengandalkan kekuatan informasi sebagai basis untuk berbisnis. Informasi yang didukung teknologi internet telah merevolusi wajah perekonomian dunia untuk berubah dari ekonomi lama (old economy) ke ekonomi baru (new economy). Ekonomi baru melengkapi kegiatan bisnis dunia nyata dengan kekuatan informasi. Untuk memanfaatkan informasi dengan optimal, dunia bisnis perlu menerapkan strategi pengelolaan informasi dan pengetahuan dengan optimal untuk memperbaiki kualitas keputusan, proses, dan produk ataupun jasa yang dihasilkan, serta hubungan yang harmonis dengan pelanggan.

Mengubah Kabar Buruk Menjadi Kabar Baik

Teknologi informasi telah menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan bisnis dunia, termasuk di Indonesia. Dengan mengoptimalkan manfaat dari informasi yang tepat, perusahaan dapat memangkas biaya yang besarnya sangat signifikan. Namun, pemanfaatan informasi memiliki dua sisi: jika perusahaan tidak bisa menggunakannya dengan tepat, maka informasi akan membawa pada kematian, sebaliknya jika perusahaan dapat memanfaatkannya dengan optimal, maka keuntunganlah yang akan didapat. Sebagai contoh adalah PT Telkom dan PT Pos Indonesia. Revolusi informasi yang masuk bersama dengan teknologi Internet, pada awalnya terlihat seperti membawa lonceng kematian bagi dua perusahaan BUMN di Indonesia ini, karena Internet dianggap akan memakan pasar PT Telkom di industri komunikasi suara dan PT Pos Indonesia di komunikasi melalui pos. Tetapi, karena kedua perusahaan ini berhasil mengelola dan memanfaatkan informasi disertai inovasi di bidang teknologi komunikasi tersebut dengan baik, datangnya perubahan tidak mematikan bisnis kedua perusahaan ini. Mereka merangkul kekuatan informasi dan teknologi Internet tersebut dengan secara signifikan melakukan perubahan-perubahan fisik yang diperlukan dalam memperbaharui produk dan jasa yang mereka tawarkan.

PT Telkom memperkenalkan Telkomnet Instan sebagai jasa layanan internet bagi pengguna telepon tanpa repot (tanpa harus mendaftar dengan prosedur administrasi yang rumit sebagai pelanggan sebuah internet provider), bisa langsung diakses seperti menelepon biasa. Jasa lainnya adalah penyediaan jaringan komunikasi broadband untuk kawasan tertentu yang bisa digunakan untuk TV kabel atau jaringan internet dengan kabel (bukan dial up). Dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi ini, PT Telkom juga menawarkan jasa komunikasi bergerak dengan telepon genggam yang menawarkan pulsa jauh lebih murah dari perusahaan sejenis di industri komunikasi bergerak. Sedangkan PT Pos Indonesia menawarkan produk-produk baru seperti wasantara-net (jasa layanan internet provider), pengiriman kartu pos digital, serta pengiriman surat dan barang yang ditunjang dengan jaringan elektronik yang telah dibangun oleh PT Pos untuk menyosong masa depan menjadi perusahaan kelas dunia.

Mengubah Informasi Pasif Menjadi Informasi Aktif

Informasi, ditunjang dengan teknologi komunikasi yang berkembang cepat hanyalah merupakan alat. Alat ini dikendalikan oleh manusia. Dengan demikian, pelaku bisnis perlu mengelola informasi yang dapat diaksesnya sedemikian rupa agar dapat dimanfaatkan bersama oleh orang-orang yang tepat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Di sini, peran knowledge management (KM) menjadi penting. Dengan KM yang tepat, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan, informasi penting dapat dimanfaatkan tidak hanya oleh pimpinan di kantor pusat, tetapi juga oleh mereka yang berada di cabang-cabang dan perwakilan perusahaan di seluruh dunia pada waktu yang bersamaan. Jadi, knowledge management dapat mengubah informasi pasif yang hanya tersimpan dalam kepala beberapa orang, atau dalam bentuk cetak, menjadi informasi aktif, yaitu informasi yang di-share sehingga dapat dimanfaatkan secara aktif untuk mengambil keputusan, melakukan inovasi dalam produk dan proses, mendukung pembelajaran yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas dari SDM perusahaan.
Sebagai contoh: Perusahaan Nabisco, memanfaatkan information sharing untuk sarana penyempurnaan kualitas produk dan layanan kepada pelanggan. Melalui Journey, sistem yang khusus diciptakan untuk mengakomodasi kegiatan pengelolaan informasi (knowledge management), seorang manager produk di Malaysia yang ingin mempromosikan peluncuran makanan ringan baru, bisa mengakses Journey untuk melihat informasi tentang kegiatan serupa (promosi peluncuran produk baru) yang pernah ataupun sedang dilakukan di negara lain. Melalui sistem ini, manajer tersebut juga bisa melontarkan pertanyaan di forum diskusi on-line, untuk mendapatkan masukan (ide, usulan strategi atau solusi) dari rekan-rekan sesama manajer produk atau direktur pemasaran di berbagai tempat lain.

Upaya pengelolaan informasi juga dilakukan oleh Yamanauchi, perusahaan farmasi terbesar ketiga di Jepang untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di perusahaan tersebut. Masalah-masalah yang terjadi bisa dengan lebih cepat ditangani melalui forum diskusi on-line antarpimpinan di berbagai divisi dan berbagai daerah. Keputusan yang menyangkut penerapan berbagai terobosan baru juga bisa segera disosialisasikan untuk mendapat alternatif tindakan yang terbaik guna merealisasikan terobosan-terobosan tersebut. Rapat-rapat penting yang melibatkan personel puncak di berbagai daerah menjadi lebih mudah dan efektif dilakukan. Informasi yang akan didiskusikan di e-mail terlebih dahulu untuk dipelajari, sehingga pada saat meeting dilaksanakan (tanpa orang-orang tersebut harus secara fisik hadir di satu tempat), diskusi bisa lebih difokuskan pada analisis alternatif strategi yang disampaikan. Menurut Bill Gates (Business @ the Speed of Thought), di perusahaan otomotif, Ford, Jacques Nasser, President Direktur bidang operasional, memanfaatkan kekuatan informasi untuk membina hubungan dengan karyawan. Setiap hari Jumat, Nasser mengirim email ke 89.000 karyawan di seluruh dunia untuk memberikan ide-ide, informasi tentang perkembangan terkini di industri otomotif, maupun di perusahaan. Ia juga membaca masukan dari karyawan, distributor dan pelanggan untuk perbaikan produk dan kualitas layanan.
Mengubah Pelanggan Musiman Menjadi Pelanggan Loyala agar pelanggan menjadi loyal, perusahaan perlu mengenal dengan baik, dan perlu dikenal dengan baik juga oleh target pasar mereka. Caranya adalah dengan memanfaatkan informasi yang tepat untuk membina hubungan dua arah yang harmonis dengan target pasar. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, salah satunya adalah mendekatkan diri dengan pelanggan dengan memberi layanan secara individu kepada mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet untuk mengunjungi pelanggan satu per satu di tempat mereka masing-masing. Melalui teknologi ini, perusahaan bisa memperkenalkan berbagai produk, layanan baru yang ditawarkan perusahaan bagi pelangan, serta berbagai solusi yang diberikan perusahaan untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi pelanggan.
Teknologi internet dengan knowledge management-nya pun bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan masukan berharga (melalui keluhan, usulan, dan pertanyaan yang disampaikan pelanggan) untuk memperbaiki kualitas produk dan layanan bagi pelanggan, serta menciptakan produk dan layanan baru sesuai dengan perubahan selera dan kebutuhan pelanggan yang bisa diakses dari setiap transaksi yang tercatat. Dengan demikian, baik pelanggan maupun perusahaan bisa saling mengenal dengan baik karakter masing-masing. Karena sudah saling kenal, dengan hubungan yang baik, maka loyalitas pun akan lebih mudah tumbuh.

Dell Computers, perusahaan yang memproduksi komputer dengan mengandalkan keterlibatan pelanggan dalam menentukan sendiri fitur dari komputer yang akan dibeli (bukan fitur yang sudah distandarkan dari pabrik), serta Amazon.com, yang juga mengandalkan keterlibatan pelanggan dengan konsep "swalayan" (pelanggan bisa memilih sendiri buku yang akan dibeli, dengan harga yang paling sesuai dengan kantong masing-masing), merupakan contoh yang tepat untuk menggambarkan pemanfaatkan kekuatan informasi yang ditunjang dengan teknologi yang tepat untuk memenangkan persaingan. Kedua perusahaan ini tampil sebagai pemenang karena mereka mampu menggunakan informasi untuk memenangkan pelanggan dengan cara yang mengubah paradigmanya dari persaingan dalam produk menjadi persaingan dalam pemanfaatan informasi yang tepat untuk memenangkan persaingan di pasar.

Berbagai bank di Indonesia juga sudah mulai memanfaatkan kekuatan informasi ini, misalnya melalui internet banking, di mana pelanggan diberi kepercayaan dan kemudahan untuk mendapatkan akses terhadap berbagai informasi yang mereka perlukan serta melakukan sendiri transaksi perbankan mereka dengan memanfaatkan internet, misalnya: transfer ke rekening lain, pembayaran berbagai tagihan. Transaksi yang dilakukan pelanggan ini akan tercatat dalam sistem dan informasi yang dihasilkan (antara lain: berapa banyak yang mengakses fasilitas ini, transaksi mana yang paling banyak diminati, masalah apa yang sering menjadi keluhan pelanggan) akan tercatat sehingga mudah diakses oleh para pengambil keputusan untuk meningkatkan kualitas keputusan mereka, serta mengantisipasi perubahan minat dan kebutuhan pelanggan.
Sudah siapkah Anda memanfaatkan kekuatan informasi untuk melaju di era yang penuh perubahan dan persaingan yang ketat? Di mana pun posisi Anda saat ini, bertindaklah cerdas dan bijak untuk memanfaatkan informasi yang tepat: mengubah kabar buruk menjadi kabar baik, mengubah informasi pasif menjadi aktif (melalui information sharing), dan meningkatkan kualitas hubungan dengan seluruh pendukung usaha Anda (karyawan, mitra bisnis, dan pelanggan). Selamat memanfaatkan informasi!